GridPop.ID - Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto menyimpan berbagai kisah menarik untuk dikulik.
Istri mantan presiden Soeharto tersebut kini memang telah tiada, namun kisahnya selama hidup masih bisa dikenang sampai saat ini.
Salah satunya ialah kisah unik ketika keturunan Mangkunegara III itu tengah merayakan ulang tahunnya.
Diberitakan Surya.co.id, empat pengamen jalanan bagai bulan jatuh dalam ribaan alias mendapat untung yang besar di hari ulang tahun Ibu Tien.
Hal ini lantaran mereka diundang secara khusus oleh Soeharto dalam perayaan ulang tahun istrinya itu.
Keempat pengamen jalanan yang beruntung itu adalah Arie Langoe alias Munari Arie, Matiyas, Obos Gembok alias Suherman, dan Yanto Bule.
Dilansir dari laman tututsoeharto.id, kejadian tersebut bermula ketika keempat pengamen itu selalu memberi hormat kepada Soeharto saat akan bermain golf di depan Rumah Sakit Cipto, Salemba, Jakarta Pusat.
Mereka melakukan hal itu sebagai bentuk rasa hormat kepada Soeharto yang saat itu masih menjabat sebagai presiden.
"Kami sadar tidak akan mungkin bernyanyi untuk beliau, jadi saya dan Obos Gembok mencari cara agar Bapak Soeharto tahu kami sangat menghormati beliau," ucap Arie Langoe dalam catatan yang ditulis oleh anak sulung Soeharto itu.
Kebiasaan hormat ala tentara yang mereka lakukan kepada Soeharto tidak mudah karena presiden kedua Indonesia itu selalu dalam penjagaan ketat.
"Begitu mobil bapak presiden mulai mendekat, kami lari langsung berdiri tegap dan memberi hormat. Hal ini kami lakukan setiap bapak presiden lewat."
Apa yang dilakukan oleh Arie Langoe cs membuat Soeharto takjub hingga akhirnya ia meminta Mbak Tutut untuk mengundang mereka.
"Iya, gini wuk, bapak itu kalau pulang golf di depan Rumah Sakit Cipto selalu ada 4 anak ngamen jalanan berdiri tegak, begitu bapak lewat mereka memberi hormat (salut tentara)," kata Soeharto kepada Mbak Tutut.
Soeharto kemudian meminta Mbak Tutut membelikan gitar untuk keempat pengamen.
Tak hanya itu, Soeharto juga minta dibuatkan acara untuk mempertemukan Arie Langoe cs dengannya.
"Baik bapak, nanti dalem (saya) koordinasikan dengan ajudan, kalau sudah dapat gitarnya saya matur (lapor) bapak lagi," ucap Mbak Tutut.
Belum juga Mbak Tutut melangkah jauh dari Soeharto, ia dipanggil lagi.
Soeharto ternyata meminta agar keempat pengamen itu diundang pada acara perayaan ulang tahun Bu Tien Soeharto yang jatuh pada 23 Agustus.
"Kamu panggil anak-anak pengamen itu, sampaikan supaya menghibur di ulang tahun ibu," kata Soeharto.
Ketika ditanya alasan Soeharto sangat memperhatikan Arie Langoe cs, kepala keluarga cendana itu mengatakan terkesan dengan kedisiplinan mereka.
"Bapak terkesan dengan sikap mereka. Mereka pasti kehidupannya jauh dari kemewahan. Mencari sesuap nasi dengan mengamen," ujar Soeharto.
"Dengan tingkat kehidupan mereka seperti itu, mereka menyempatkan diri untuk mengambil waktunya, hanya sekedar memberi penghormatan pada presidennya," jelasnya.
"Dan mereka memberikan penghormatan itu setiap bapak berangkat maupun pulang golf, berarti mereka mencari tahu kapan bapak akan bermain golf. Dan pada waktu-waktu tertentu itu mereka siap memberi penghormatan pada bapak," jelasnya.
Soeharto terdiam sejenak lalu ia menambahkan, "mereka tanamkan disiplin betul dalam kehidupannya dan disiplin itu salah satu kunci dari keberhasilan.
Dengan disiplin semua yang kita lakukan akan lebih terarah, terencana, baik, cermat, sukses, dan dapat dipertanggung jawabkan."
Setelah seminggu sejak pertemuannya dengan Soeharto, Mbak Tutut menemui Arie Langoe cs.
Mbak Tutut menyampaikan pesan dari Soeharto kepada mereka berempat.
Wajah keempat pengamen itu langsung berubah bahagia dan kaget karena diundang pada perayaan ulang tahun ibu negara.
"Alhamdulillah ibu, kami tidak bermimpi kan?" ucap mereka.
Mbak Tutut yang mendengar ucapan pengamen itu langsung tertawa dan meyakinkan bahwa itu bukan mimpi.
Akhirnya, mereka diundang ke rumah Soeharto pada 23 Agustus 1986 dan mengenakan seragam kemeja batik dan celana putih.
Tangan mereka menggenggam alat musik yang akan dimainkan.
Soeharto kemudian memberikan hadiah gitar langsung kepada Arie cs.
Mereka juga berfoto bersama Soeharto dan Ibu Tien. Senyum tampak di wajah keempat pengamen yang mengapit ibu negara dan presiden pada saat itu.
Sebagaimana diketahui, Tien Soeharto atau yang bernama lengkap Siti Hartinah itu telah tutup usia pada 28 April 1996 silam.
12 tahun setelah Tien meninggal, Soeharto menyusul sang kekasih hati ke keabadian pada 27 Januari 2008.
Soeharto dan Tien dimakamkan di mausoleum bagi keluarga Presiden Republik Indonesia ke-2 bernama Astana Giribangun.
Dikutip dari Tribunnews.com, kompleks makam ini terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 660 meter di atas permukaan laut, tepatnya di di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, sekitar 35 km di sebelah timur kota Surakarta.
Di atas komplek Astana Giribangun, terdapat Astana Mangadeg, yakni komplek pemakaman para penguasa Mangkunegaran, salah satu pecahan Kesultanan Mataram.
Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, sedangkan Giribangun pada 660 meter dpl. Di Astana Mangadeg dimakamkan Mangkunegara (MN) I alias Pangeran Sambernyawa, Mangkunegara II, dan Mangkunegara III.
Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan. Yakni untuk tetap menghormati para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegara III. (*)
Source | : | Tribunnews.com,Surya.co.id,GridPop.ID |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar