GridPop.ID - Panji Petualang selalu menyajikan aksi yang bikin orang membelalakkan matanya.
Bagaimana tidak, Panji Petualang selalu memamerkan aksinya bersama binatang buas baik peliharaannya sendiri atau lainnya.
Tak jarang aksi Panji Petualang tersebut seakan mengancam nyawa karena berhadapan langsung dengan hewan buas seperti ular.
Kendati sering bermain dengan ular, Panji Petualang rupanya sudah terlatih bereaksi cepat ketika menghadapi hewan berbisa itu.
Salah satunya ketika ia bermain dengan ular king kobra milik rekannya, Opik.
Dikutip via Tribun Jabar, Opik dan Panji Petualang dipertemukan dalam satu acara yang juga dihadiri oleh presenter sekaligus pecinta binatang Irfan Hakim.
Mendapat kesempatan, Panji Petualang sempat berpose mencium ular.
Ular king kobra yang dipelihara selama 7 tahun oleh Opik itu terlihat kalem.
Di sisi lain, Irfan Hakim mewanti-wanti agar Panji berhati-hati, sedangkan dirinya berdiri di belakang 'sang penakluk ular' dan tidak ikut bereaksi.
Saat Panji Petualang dalam posisi berjongkok, matanya tidak menatap ke arah ular.
Karena gerakannya yang tiba-tiba, ular king kobra itu menyasar tangan Panji.
Namun, refleks Panji Petualang begitu cepat. Ia mundur tanpa ada ekspresi kaget di wajahnya.
Setelah kejadian hampir digigit ular mematikan itu, Panji Petualang terlihat santai.
Hal itu justru berbeda cerita dengan Irfan Hakim.
Ketika ular menyasar Panji Petualang, Irfan Hakim berteriak kencang dan panik.
Jelas saja Irfan refleks seperti itu karena Panji Petualang hanya berjarak sekian sentimeter dari si ular.
Ada alasan Panji Petualang berani dekat dengan ular.
Ia sudah dibekali dengan pengalaman dan pengetahuan sehingga mampu bermain dengan ular.
Terlepas dari aksi Panji Petualang yang selalu menantang itu, ia juga sering menyelipkan pesan-pesan penting saat menghadapi hewan-hewan buas.
Merujuk artikel dari Kompas.com, Panji Petualang membagikan tips untuk menangani gigitan ular berbisa dengan cara yang benar menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Ada metode sebenarnya secara medis yang dianjurkan adalah imobilisasi. Itu WHO yang ngasih sarannya. Metode diisap itu tidak boleh dilakukan," ucap Panji dalam program Call Me Mel.
Selama ini banyak roang berpikir untuk menangani gigitan ular berbisa adalah dengan mengisap dan mengikat bagian tubuh yang digigit.
Orang mengira mengisap atau mengikat bagian yang digigit itu bisa mencegah penyebaran racun dalam tubuh.
"Bukan diikat, tapi dibidai atau digip. Semakin banyak gerak, akan semakin membuat bisa (racun) menyebar," tutur Panji menjelaskan penanganan bila digigit ular berbisa.
Membidai tangan adalah meletakkan pelat dari kayu seperti penanganan pada patah tulang, kemudian kayu tersebut diikat di bagian tubuh yang digigit.
Tujuannya adalah mencegah gerakan yang akan membuat racun beredar dalam tubuh.
"Pada dasarnya, bisa ular menjalar bukan dari darah, tapi melalui kelenjar getah bening. Sedangkan kelenjar getah bening bukan ada di pembuluh darah, tapi ada di bawah ototSemakin otot banyak bergerak, semakin racun bergerak juga," jelas Panji. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar