GridPop.ID - Kisah driver ojek online (ojol) di Indonesia sering menarik perhatian dari publik.
Tak sedikit kisah ojol yang mengiris hati tatkala berjuang mencari nafkah untuk keluarga di rumah.
Salah satunya ialah kisah driver ojol yang diduga tidak punya handphone yang beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial.
Beredarnya kabar tersebut membuat keluarga drivel ojol yang diketahui bernama Sapri (56) itu membeberkan fakta yang sesungguhnya.
Merujuk artikel dari Tribun Jakarta, dalam postingan yang beredar itu menyebutkan jika Sapri dulunya berprofesi sebagai ojek online karena terlihat memakai atribut ojol.
Selain itu, diceritakan juga bahwa Sapri sudah tidak memiliki handphone sehingga ia menawarkan order dengan cara manual seperti berteriak kepada sejumlah orang yang lewat.
Sapri sendiri diketahui tinggal di Jalan Kresek RT 1/4, Pondok Melati, Bekasi. Saat ditemui, wartawan tidak menemui kehadiran Sapri.
Menurut anak bungsunya, Ahmad Sidik (18), ayahnya masih bekerja dan pulang di waktu yang tidak menentu.
"Bapak saya enggak ada. Pulangnya enggak pernah tentu sih," ujarnya di lokasi, Sabtu (18/1/2020).
Lebih lanjut, Sidik menuturkan sudah mengetahui perihal postingan yang terdapat foto ayahnya. Ia justru mendapatkan kabar dari saudaranya yang bernama Alsa Setiawan.
"Oh soal itu ya? Jadi saya tahu dari saudara saya. Dia nunjukin postingan di situ ada bapak saya. Itu dari grup FB dan kemudian menyebar ke IG," sambungnya.
Dengan segera, postingan tersebut diminta untuk dihapus dan pihak keluarga segera memusyawarahkan kejadian tersebut.
Dijelaskan Sidik, ayahnya memang tidak pernah terdaftar sebagai satu di antara driver ojol.
Segala atribut yang dikenakan oleh sang ayah merupakan kepunyaannya.
"Itu bukan punya bapak. Bapak enggak pernah daftar begituan (ojol). Jadi saya itu sudah daftar ojol dari masih duduk di kelas XI SMK. Namanya anak laki, enggak mau mengharapkan uang dari orang tua terus. Saya cari uang jajan dari ojol itu," ungkapnya.
Sedari awal, Sidik sudah mengingatkan sang ayah untuk tak menggunakan atribut miliknya. Namun karena sikap sang ayah yang keras kepala, peringatan dari Sidik maupun keluarganya tak pernah dihiraukan.
"Hati-hati di jalan Pak, bahaya kalau kalau ketemu satgas tapi enggak pakai aplikasi" jelas Sidik berulang kali.
"Iya gapapa," jawab Sapri.
"Jadi kita kasih tahu tuh jawabannya bapak selalu gitu. Jadi memang dia nih tipe yang enggak betah diem di rumah. Masih mampu kerja maunya kerja aja," katanya.
Sementara perihal handphone, Sidik menjelaskan jika sejak awal ayahnya tak pernah memegang handphone.
"Saya memastikan jika cerita itu salah. Bapak saya gaptek. Dia enggak ngerti cara main hp. Jadi enggak benar kalau dibilang dulu dia punya hp," jelasnya.
Sejauh ini, Sidik menjelaskan jika sang ayah tak pernah tahu jika dirinya di foto. Hal ini berdasarkan percakapan yang sering dilakukan usai postingan tersebut viral.
"Emang enggak tahu difoto?" ujar Sidik.
"Enggak, kita ma enggak tahu," sahut Sapri.
"Bukan itu aja, kata bapak dia juga enggak pernah ditanya soal pakai hp atau tidak dan perihal ojol. Jadi sekali lagi saya pastikan informasi itu salah," jelasnya.
Hanya ojek keliling
Menyikapi postingan yang beredar, Nani (50) selaku istri Sapri mengungkapkan jika suaminya belum lama menjadi tukang ojek.
Sekiranya dua bulan, suaminya tersebut berprofesi sebagai ojek keliling dari kota yang satu ke kota yang lainnya.
Tak hanya sekitaran Bekasi Selatan, Sapri juga mengojek ke Jakarta untuk menambah penghasilan keluarganya.
"Jadi dulunya dia itu pedagang asongan, kemudian beralih ke koran setelah krismon. Nah jadi ojek ini baru, dari akhir tahun lalu itu. Tapi kita juga enggak tahu bakalan viral begini dengan cerita seperti itu," katanya.
Dalam satu harinya, Nani menjelaskan penghasilan suaminya tak pernah menentu.
Namun, berapapun yang diberikan, Nani selalu mengucap syukur karena ia tahu perjuangan keras suaminya.
"Minimal satu hari Rp 50 ribu ya dapat. Jadi anak saya 3, yang satu sudah menikah. Nah yang dua masih kerja. Jadi bapak memang orangnya masih mau usaha, makanya di umur segitu dia masih semangat ngojek," sambungnya.
Usai pemberitaan tersebut, seluruh pihak keluarga Sapri sudah melarangnya untuk mengenakan atribut ojol.
"Ya sebenarnya terganggu juga sama postingan begitu karena infonya salah. Makanya sekarang bapak sudah enggak pakai atribut ojol lagi," tandasnya.
Terlepas dari kejadian tersebut, bisnis ojek online kini memang telah berkembang pesat.
Dikutip dari Kompas.com (8/1), setelah Gojek dan layanan ride-hailing lokal, Dego Ride, Grab turut meramaikan peta persaingan layanan ojek online di Malaysia.
Layanan GrabBike resmi mengaspal di Negeri Jiran pada 3 Januari 2020, tepatnya di kawasan Klang Valley, Malaysia.
Sama halnya dengan Gojek dan Dego Ride, operasional ini masih bersifat uji coba dan hanya berlaku selama enam bulan.
Selama ini, pemerintah Malaysia cukup ketat untuk memberikan perizinan pada transportasi online motor atau ojek untuk berkeliaran di sana.
Salah satu alasannya adalah tingkat kecelakaan kendaraan roda dua yang dianggap lebih tinggi.
Agar bisa beroperasi, Grab pun berjanji akan memberikan pelayanan yang maksimal dan standar keamanan yang memadai.
Termasuk memberikan pelatihan keselamatan dan mengemudi dengan baik dan benar.
Selain itu, dirangkum KompasTekno dari Tech in Asia, Rabu (8/1/2020), Goh juga mengatakan baik pengemudi dan penumpang Grab, akan dijamin dengan asuransi pribadi.
Kendati sudah mulai beroperasi, penggunaan GrabBike di Malaysia tidak seperti di Indonesia. Di Klang Valley, GrabBike hanya boleh menerima pesanan dengan jarak tempuh maksimal 10 kilometer.
Transaksi tunai juga dibatasi dari jam 21.00 - 02.00 saja, dengan alasan memastikan keselamatan.
Grab juga akan membawa sejumlah fitur, seperti verifikasi menggunakan swafoto, pusat keamanan, dan seperangkat keselamatan pengemudi. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar