"Saya terpental dan jatuh ke bawah dengan posisi duduk. Sementara teman saya bergelantung menunggu pertolongan pegangan yang ada di pembatas flyover," ceritanya kepada TribunJakarta.com, Kamis (12/3/2020).
Dalam keadaan sadar, ia mengingat seorang perempuan yang bertugas sebagai pasukan oren sempat syok dan menjadi penolong pertamanya.
Selanjutnya, kerumunan warga lainnya mulai datang dan memberikan pertolongan.
"Saya sadar dan enggak pingsan. Saya di bawa pertama kali ke RSPI Sulianti Saroso. Kemudian untuk penanganan lanjutan ke RSCM. Sementara teman saya hanya melakukan pengobatan tradisional akibat patah tulang," lanjutnya.
Yuni pun menjalani operasi selama 18 jam lamanya.
Sekira 10 bagian tubuhnya patah termasuk tulang ekornya akibat jatuh dengan posisi duduk.
"Habis operasi saya koma selama tiga hari. Jadi itu enggak langsung sadar. Padahal sebelumnya saya sadar," ungkapnya.
Selama koma, Yuni menceritakan sempat bermimpi datang ke tempat yang sangat indah.
Ia juga bertemu sanak keluarganya, yang sudah meninggal dunia di tempat tersebut dengan wajah yang berseri, seperti adiknya, Guntari dan neneknya, Siah.
"Yang jelas berada di sebuah ruangan dengan gerbang yang tinggi. Di situ buah-buahan pohonnya pendek. Jadi gampang ambilnya dan saya cuma nengok (mengintip) saja," katanya.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar