"Saya ingin pakai tronton teriak di jalanan kepada masyarakat 'ayo tolong kalian diam di rumah, tolong ikuti instruksi pemerintah'," kata Syam.
"Kalau kalian tahu berapa jenazah yang kami makamkan tiap hari pasti kalian akan sedih karena jenazah itu enggak ada yang diantar, enggak ada yang didoain langsung masuk ke liang lahat," tegasnya.
Air mata Syam pun tumpah saat mengingat sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan.
Ia ingin agar pandemi ini segera dapat selesai, sehingga Syam dapat menjalani kehidupan dengan keluarganya seperti sedia kala.
"Kita juga tidak tahu Mbak kondisi seperti ini akan berjalan sampai kapan," ujarnya.
"Sebentar lagi bulan puasa pingin tarawih berjamaah, pingin Idul Fitri, tolong buat masyarakat diam di rumah sebentar saja, 14 hari," imbuh Syam.
"Sebentar lagi kita puasa, minta tolong, kami memakamkan jenazah-jenazah ini udah puluhan tiap hari, minta tolong," sambungnya sambil menangis.
"Kita juga punya keluarga, kita punya tetangga, kita juga punya kehidupan," tegasnya.
Syam mengaku ingin sekali menyerukan agar publik tetap tinggal di rumah.
Source | : | Tribunnews |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar