Bukan hasil rekayasa
Konsensus ilmiah sejauh ini menolak pendapat bahwa virus corona Covid-19 direkayasa. Pendapat bahwa virus corona bukan rekayasa dan terjadi alami, hampir bulat di kalangan ahli.
Dalam sebuah surat kepada Nature pada bulan Maret, sebuah tim di California yang dipimpin oleh profesor mikrobiologi Kristian Andersen mengatakan data genetik menunjukkan bahwa Covid-19 tidak berasal dari tulang punggung virus yang sebelumnya digunakan.
Jauh lebih mungkin, kata mereka, adalah virus muncul secara alami dan menjadi lebih kuat melalui seleksi alam.
“Kami mengusulkan dua skenario yang secara masuk akal dapat menjelaskan asal-usul Sars-CoV-2: seleksi alam pada hewan inang sebelum transfer zoonosis [hewan ke manusia]; dan seleksi alam pada manusia setelah transfer zoonosis," kata Andersen.
Sementara dilansir Guardian, Peter Ben Embarek, seorang ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan jika ada manipulasi virus, maka perlu untuk melihat bukti di kedua urutan gen dan juga distorsi dalam data pohon keluarga mutasi - efek yang disebut retikulasi.
Dalam sebuah pernyataan kepada Guardian, James Le Duc, kepala Laboratorium Nasional Galveston di AS, fasilitas biocontainment aktif terbesar di kampus akademik AS, juga mengamini saran tersebut.
"Ada bukti yang meyakinkan bahwa virus baru itu bukan hasil rekayasa genetika yang disengaja dan bahwa hampir pasti berasal dari alam, mengingat kemiripannya yang tinggi dengan coronavirus terkait kelelawar lain yang diketahui," kata Le Duc. Belum terbukti dari Lab Wuhan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar