Mahendra pun juga menyindir WHO untuk bisa lebih berhati-hati dalam mengeluarkan saran yang bersifat umum untuk masyarakat dunia.
Melansir dari Kontan.co.id, Rabu (13/5/2020), Mahendra mengatakan pemerintah Indonesia prihatin dengan konten materi yang tidak berimbang di tengah pandemi virus corona seperti saat ini.
Padahal konsumsi minyak sawit sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia di tengah isu kesehatan seperti saat ini.
Dalam surat tersebut, terdapat 7 poin yang mengoreksi artikel WHO.
Salah satunya, Mahendra meminta WHO untuk membuat perubahan pada isi publikasi, menerapkan prinsip imparsialitas sebagaimana layaknya Badan PBB, menciptakan perspektif yang lebih seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit, serta menerapkan prinsip kehati-hatian ketika menerapkan saran yang bersifat umum ke dalam konteks yang bersifat khusus.
Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) juga mendesak hal yang serupa dengan Indonesia dan Malaysia pada WHO.
CPOPC mengklarifikasi meski miliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, minyak sawit aman dikonsumsi lantaran memiliki komposisi yang beragam.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar