Pasalnya, hal tersebut menjadi langkah awal untuk melindungi satwa liar.
"Saya memuji larangan itu, China memiliki tekad untuk mengubah tradisi ribuan tahun yang sangat tidak pantas bagi masyarakat saat ini.
Saya pikir larangan itu adalah Langkah Pertama yang penting untuk konservasi satwa liar di China," jelas Jeff He.
Peter Knights, CEO dari amal WildAid juga mengatakan bahwa larangan China untuk menanggulangi populasi trenggiling telah diterima dunia.
"Kami berharap Tiongkok memimpin dunia dalam melarang pasar-pasar ini secara global.
Wabah virus corona harus berfungsi sebagai peringatan bagi manusia untuk melestarikan lebih banyak dari alam, atau menghadapai serangan balik kesehatan dan keuangan," ujar Knights.
Menurut WWF, perdagangan ilegal spesies liar diperkirakan bernilai 15 miliar dollar AS (Rp214 triliun) setiap tahunnya, khususnya pasar Asia.
Dengan adanya larangan mengonsumsi trenggiling dan satwa liar, hal itu secara signifikan akan mengurangi perdagangan internasional dan mendorong keselamatan trenggiling dan hewan liar lain yang sering diselundupkan.
(*)
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Komentar