GridPop.ID - Pemerintah Indonesia belakangan tengah mempertimbangkan untuk melonggarkan aturan PSBB dan mulai menerapkan gaya hidup new normal.
Salah satunya diungkap Mahfud MD selaku Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan yang mengajak masyarakat untuk hidup di tengah pandemi corona.
Bahkan Mahfud MD menegaskan bila masyarakat harus move on dan perlahan menjalankan kehidupan seperti biasa.
Caranya, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan WHO dalam menghadapi Covid-19.
Setidaknya, ada sejumlah hal yang menyebabkan perlunya masyarakat move on dari perdebatan mengenai new normal.
Pertama, karena masyarakat mulai stres karena dikurung terlalu lama.
Kedua, karena ekonomi tidak bergerak.
Ketiga, karena menurut WHO pandemi Covid-19 tidak bisa dipastikan kapan selesainya.
Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam Webinar Pancasila bertajuk 'Gotong Royong di Tengah Pendemi Covid-19', yang digelar Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, Senin (1/6/2020).
"Apapun istilahnya intinya sama, kita harus move on, tidak boleh kita dikurung terus."
"Tapi move on dengan cara-cara yang terukur dengan prinsip utamanya ikuti protokol kesehatan," tutur Mahfud MD.
Ia pun mencontohkan sejumlah upaya yang mungkin dilakukan dalam menerapkan new normal dalam kehidupan sehari-hari di tengah pandemi.
"Sekarang dengan keyakinan bahwa covid-19 itu ada, bagaimana caranya kita hidup dengan fakta bahwa Covid-19 itu ada."
"Maka buat cara hidup yang baru. Apa?"
"Mungkin sementara ini kalau keluar rumah pakai masker, cuci tangan pakai sabun, mengatur jarak."
"Kalau mau kuliah lagi ya silakan, tapi jarak duduknya mungkin setiap orang satu sampai dua meter, mungkin setiap sebelum masuk kelas rapid test misalnya atau apa."
"Pokoknya diikuti protokol kesehatan," tutur Mahfud MD.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi ) mengatakan pemerintah menginginkan masyarakat tetap produktif dan aman di tengah darurat Covid-19.
Masyarakat tetap dapat beraktivitas namun aman dari penularan Covid-19.
"Ya beraktivitas, ya," ujar Presiden dalam video yang diterima Tribun, Jumat (15/5/2020).
Menurutnya, lambat laun masyarakat harus berkompromi dengan Covid-19.
Masyarakat harus hidup berdampingan dengan Corona.
Karena berdasarkan laporan WHO, virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina itu tidak akan hilang.
"Karena informasi terakhir dari WHO, yang saya terima, bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai, atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang."
"Artinya, sekali lagi kita harus berdampingan hidup dengan Covid."
"Sekali lagi yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid," tuturnya.
Berdamai dengan Covid-19 menurut Presiden bukan berarti bahwa masyarakat menyerah terhadap penyebaran virus yang hampir menyebar di seluruh negara di dunia itu."
"Melainkan, masyarakat harus menyesuaikan diri dengan penyebaran virus tersebut.
"Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat, yang harus kita laksanakan," jelasnya.
Pemerintah, menurut Presiden, akan mengatur kehidupan masyarakat akan kembali normal secara bertahap, menyesuaikan dengan perkembangan kondisi di lapangan.
Keselamatan masyarakat menurutnya harus tetap menjadi prioritas.
"Ini bukan dilema. Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini."
"Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal, atau tatanan kehidupan baru."
"Tapi kehidupan yang berbeda itu bukan kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan."
"Kita kembalikan produktivitas kita dengan optimisme, karena kita juga tetap menerapkan berbagai mekanisme pencegahan," paparnya.
Presiden Jokowi juga mengatakan pemerintah belum akan melonggarkan protokol kesehatan PSBB dalam menghadapi penyebaran Covid-19.
Pemerintah akan terlebih dahulu melihat perkembangan penyebaran Covid-19 sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
"Belum ya. tetapi kita ingin terus akan melihat angka-angka."
"Akan melihat fakta-fakta di lapangan," kata Presiden.
Menurutnya, keputusan atau kebijakan dalam menghadapi penyebaran Covid-19 harus dikaji dengan matang.
Sehingga, tidak keliru dalam penerapannya di lapangan.
"Intinya, kita harus sangat hati-hati."
"Jangan sampai kita keliru memutuskan, jangan sampai keliru memutuskan," tegas Presiden.
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah ingin masyarakat produktif kembali.
Masyarakat tetap berpenghasilan namun tetap aman dari penularan dengan menjaga protokol kesehatan.
" Tetapi, kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini."
"Kondisi yang terkena PHK, kondisi masyarakat yang tidak berpenghasilan lagi."
"Ini harus dilihat. Kita ingin masyarakat produktif dan tetap aman dari Covid," cetusnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Mahfud MD: New Normal Atau Pelonggaran PSBB, Kita Harus Move On, Tidak Boleh Dikurung Terus"
Source | : | Wartakota |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Komentar