GridPop.ID - Kini Kartika Putri memutuskan untuk berhijab setelah dinikahi Habib Usman bin Yahya.
Tentunya hal ini pun mengubah gaya berpakaian Kartika Putri yang dahulu kerap mengenakan baju-baju terbuka dan seksi.
Teryata baju-baju tersebut masih disimpan di rumahnya.
Wanita 29 tahun tersebut bingung mau diapakan bajunya.
Dirinya mengungkap tak bisa menjualnya.
"Banyak orang-orang yang bilang Kak Kartika bajunya jual-jualin dong, preloved-preloved yang sebelum hijrah.
Karena mungkin mereka suka fashionnya yang begini-begini," ujar Kartika Putri.
Awalnya Kartika sempat ingin menjual karena lumanya dengan uangnya.
"Aku mikirnya cuan ya, maksudnya duit.
'Lumayan nih Sayang kalau kita jual-jualin lagi kita bisa dapat rejekinya'" imbuhnya.
Namun sang suami melarang.
"Dosa jariyah jadinya," ujar Habib.
Memberikan baju tersebut pada orang lain juga termasuk dosa.
"Habib menjelaskan jika memberikan baju seksi pada orang lain termasuk juga dosa.
Terus Habib bilang nanti rejekinya juga nggak berkah.
Nanti yang belinya memang sesama muslim membuka aurat kamu memudahkan jalan orang lari dari jalannya Allah ya kamu dosa," tutur Kartika Putri.
Dirinya juga tidak bisa memberikan baju-baju tersebut ke saudara.
"Kalau seandaipun kamu kasih ke saudara kamu meskipun dia belum berhijab.
Jangan kamu kasih lagi, dia jadi tambah bersemangat belum berhijab.
Makanya Habib bilang kalau mau ngasih baju saudara yang belum berhijarh bukan baju sebelum hijrah justru baju yang setelah hijrah.
Biar memotivasi dia memakai pakaian tersebut," jelasnya.
Hingga kini baju-baju tersebut masih berada di rumahnya.
"Makanya aku nggak pernah mau jual baju-bajunya aku."
Kartika juga tidak bisa mengenakan baju tersebut meskipun hanya di rumah.
"Kasihan anak-anak kalau lihat ibunya begitu dia syok," pungkas Kartika Putri.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul: Nasib Baju Seksi Kartika Putri Kini, Ini Alasan Habib Usman Melarang Istrinya untuk Menjualnya
Source | : | Banjarmasin Post |
Penulis | : | None |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar