GridPop.ID - Siapa yang tidak tahu Nia Ramadhani.
Sedari remaja sosok Nia Ramadhani memang sudah terjun ke dunia seni peran.
Berbagai judul sinetron pun sukses ia bintangi. Mulai dari Bidadari 2, Hantu Cilik, hingga Inikah Rasanya.
Namun jauh sebelum itu, Nia Ramadhani kecil sudah mengecap pahit getirnya dunia.
Ya, saat usianya baru menginjak 4 tahun, ayahnya yang bernama Priya Ramadhani memutuskan cerai dengan ibunya yang bernama Chanty Mercia.
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya 7 Maret 2014, Priya menghembuskan nafas terakhir karena penyakit kanker tulang.
Artis peran Nia Ramadhani mengatakan bagi dia waktu yang paling berharga adalah ketika masih bisa memberikan waktu untuk menemani kedua orangtua.
“Karena pada saat mereka enggak ada, entar menyesal kalau misalkan waktu kalian, kalian enggak lakukan untuk ngebantuin mereka, nemenin mereka,” ujar Nia Ramadhani, dikutip dari kanal YouTube Trans TV, Minggu (11/10/2020)
Selagi masih diberi kesempatan, Nia mengingatkan untuk mengutamakan orangtua terlebih dahulu daripada kesenangan sendiri.
“Jadi buat kalian teman-teman di rumah kadang-kadang suka milih temannya, kadang lebih milih senang-senang tapi orangtuanya di-ya sudah lu entar aja deh’, mulai ingat orangtua,” tuturnya.
Nia mengatakan, mungkin saat ini orang-orang yang memilih teman daripada orangtua belum merasakan bagaimana rasanya ditinggal untuk selamanya.
Nia mengingatkan bahwa waktu tidak dapat diputar kembali, jangan sampai menyesal di kemudian hari.
“Habisin waktu sama mereka karena kalian enggak tahu rasanya kalau sudah enggak ada gimana rasanya, there's no turning back,” ujarnya.
Istri Ardi Bakrie itu mengatakan orangtua tidak butuh harta apapun, mereka hanya butuh kehadiran anak-anaknya disisi mereka.
“Mereka enggak butuh duit kalian. Mereka enggak butuh apa, mereka cuma butuh kalian untuk nemenin,” ujar Nia.
Menurut Nia, hal pertama di dunia yang harus dipentingkan bagi seorang anak adalah kebahagiaan orangtua.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Nia Ramadhani: Orangtua Enggak Butuh Duit Kalian, Cuma Butuh Ditemenin
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar