GridPop.ID - Baru-baru ini dunia dbuat geger karena asteroid Apophis.
Beredar kabar yang menyangkutpautkan kedatangan asteroid Apophis yang akan menghanta bumi menjadi pertanda kamat sudah dekat.
Kabar simpang siur mengenai asteroid Apophis yang akan menabrak bumi membuat Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) Venzha Christ angkat bicara.
“Kebenaran informasi harusnya dirunut pada penalaran dan logika secara sains, tidak lantas mengangkat isu yang hanya membuat heboh,” ujar Venzha Christ di Yogyakarta, Selasa (17/11/2020).
Ia memaparkan sejumlah poin yang wajib diketahui publik terkait keberadan asteroid Apophis.
1. Pengamatan dan prediksi sains antariksa yang dinamis
Apophis pertama kali ditemukan pada 19 Juni 2014 oleh astronom di Kitt Peak National Observatory Arizona. Ketika itu, asteroid telah dilacak saat mengorbit matahari kurang dari satu tahun bumi.
Lalu, berdasarkan proses kalkulasi muncul prediksi asteroid Apophis akan mendekati bumi. Wacana semula menyebutkan asteroid ini akan melintas sangat dekat dengan bumi pada 2039.
Namun, ilmuwan merevisi dan menyebutkan pada 2019 asteroid akan bisa dilihat dengan mata telanjang melintasi bumi karena jarak yang sangat dekat, yakni 31.855 kilometer dari bumi.
Setelah itu, muncul prediksi baru asteroid Apophis berpotensi menabrak bumi pada 2068.
2. Skenario 2068 bikin panik
Ilmuwan dan astronom melakukan pengamatan dengan teleskop Subaru. Teleskop optik inframerah berdiameter 8,2 meter di puncak Maunakea, Hawaii ini dioperasikan oleh
National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ), National Institutes of Natural Sciences.
Melaui teleskop ini pada 2020 ditemukan fakta baru mengenai efek Yarkovsky, yakni ketika asteroid mulai memanas di bawah pengaruh matahari, ia akan memancarkan kembali energinya sebagai energi kalor, yang bertindak sebagai pendorong kecil untuk benda kosmik.
Skenario 2068 tidak pernah diprediksi sebelumnya karena belum ada efek Yarkovsky. Fakta baru ini mengubah pandangan ilmuwan. Artinya, ketika percepatan dari efek Yarkovsky di Apophis terjadi dan menunjukkan asteroid tersebut menjauh dari orbit gravitasi murni sekitar 170 meter per tahun.
“Nah jika ini terjadi maka skenario bahwa asteroid ini akan ada kemungkinan mengancam bumi pada 2068,” ucap Venzha Christ.
3. Membuat daftar objek kosmis yang mengancam bumi
Saat ini, Potentially Hazardous Asteroids (PHA) ditentukan berdasarkan parameter yang mengukur potensi asteroid yang mendekati bumi dan berpotensi mengancam.
Secara khusus, semua asteroid dengan jarak persimpangan orbit minimum (MOID) 0,05 au atau kurang dan magnitudo absolut (H) 22,0 atau kurang, dianggap sebagai PHA.
Objek yang berpotensi berbahaya dapat diketahui tidak menjadi ancaman bagi bumi selama 100 tahun ke depan atau lebih, jika orbitnya ditentukan dengan cukup baik.
Asteroid yang berpotensi berbahaya dengan beberapa ancaman yang dapat berdampak pada bumi dalam 100 tahun ke depan tercantum di Tabel Sentry Risk NASA.
Pada Juni 2020, hanya sekitar 38 asteroid yang berpotensi berbahaya yang terdaftar di Tabel Sentry Risk. Asteroid Apophis menempati ancaman tertinggi ketiga pada Tabel Sentry Rist NASA ini.
4. Pentingnya MOID (Minimum Orbit Intersection Distance)
MOID adalah jarak persimpangan orbit minimum, yaitu ukuran yang digunakan dalam astronomi untuk menilai potensi jarak terdekat untuk menghindari risiko tabrakan antar objek luar angkasa.
MOID menggunakan satuan au (astronomical unit) yaitu panjang setengah sumbu panjang dari lintasan orbit bumi mengelilingi matahari (1 Astronomical Unit = 149 598 000 kilometer)
MOID didefinisikan sebagai jarak antara titik-titik terdekat dari orbit osculating (perhitungan jarak orbit) dari dua buah benda langit.
“Dan yang paling terpenting serta unik adalah menghitung level risiko tabrakan dengan bumi,” tutur Venzha Christ.
MOID kerap digunakan untuk mencari jejak perjalanan asteroid yang mendekati bumi untuk memantau resiko dari pergerakannya terhadap bumi. Begitu juga dengan asteroid Apophis.
5. Perkembangan teknologi manusia bumi akan menghindarkan dari bencana
Pada 2029, peneliti akan bekerja keras untuk mengamati asteroid Apophis lebih detail. Sebab, saat itu posisi asteroid akan sangat dekat dengan bumi.
“Hasil pengamatan ini bisa mendalami secara seksama dan kemudian mencari solusi menghindari bencana yang disebut kiamat bagi umat manusia jika pada 2068 asteroid Apophis akan menghantam bumi,” kata Venzha Christ.
Dengan perkembangan serta percepatan teknologi antariksa yang signifikan dalam dekade terakhir, para ilmuwan yakin menemukan solusi, seperti menciptakan pengaruh tarikan gravitasi untuk membuat pergerakan orbit dari asteroid ini bergeser.
Ada juga ide tentang menabrakkan wahana ruang angkasa pada asteroid tersebut. Sebut saja misi DART (Double Asteroid Redirection Test) dari NASA yang dilakukan bersama NASA and the Johns Hopkins Applied Physics Laboratory (APL) melalui sistem 'penabrak kinetik' atau juga dengan cara yang lebih ekstrem yaitu menghancurkan asteroid sebelum mencapai jarak dekat dengan bumi.
“Perkembangan teknologi dan pertahanan antariksa pasti akan menemukan solusi terbaik terkait asteroid Apophis dan sangat dimungkinkan juga ditemukannya solusi lain dalam empat dekade ke depan,” ucap Venzha Christ.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang Kompas TV dengan judul: Kiamat Sudah Dekat Karena Asteroid Apophis, Benarkah Demikian?
Source | : | Kompas TV |
Penulis | : | None |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar