Richt mengatakan bahwa penemuan studi ini sangatlah penting karena menunjukkan bagaimana hubungan antara manusia dan hewan peliharaan terhadap potensi penularan virus corona.
Lebih lanjut Richt mengungkapkan sedikitnya, di Amerika Serikat ada sekitar 95 juta kucing peliharaan (kucing rumahan) dan sekitar 60 juta hingga 100 juta kucing liar.
Richt adalah penulis senior pada dua studi kolaboratif yang telah diterbitkan di jurnal Emerging Microbes and Infections.
Kedua studi ini di antaranya tentang 'Infeksi SARS-CoV-2, Penyakit dan Penularan pada Kucing Domestik' dan studi tentang 'Kerentanan sel babi dan babi domestik terhadap SARS-CoV-2'.
Bersama peneliti di K-State Biosecurity Research Institute, atau BRI, para peneliti ini menemukan bahwa kucing domestik mungkin tidak memiliki tanda klinis SARS-CoV-2 yang jelas.
Akan tetapi, kucing-kucing ini masih dapat menularkan virus corona baru tersebut melalui rongga hidung, mulut, rektal dan secara efisien dapat menulari kucing lain dalam dua hari.
Kendati demikian, studi lebih lanjut tetap diperlukan untuk mempelajari apakah kucing domestik dapat menyebarkan virus ke hewan dan manusia lain.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar