GridPop.ID - Pandemi Covid-19 di dunia belum juga bisa teratasi.
Makin hari, virus covid-19 ini makin berkembang dan bermutasi.
Bukti berkembangnya virus Covid-19 ini adalah dengan munculnya gejala-gejala baru pada pasien yang terjangkit.
Sebelumnya, virus corona jenis Covid-19 ini umumnya menyerang orga pernapasan, terutama paru-paru seperti infeksi yang terjadi pada SARS dan MERS.
Namun, yang berbeda dengan SARS dan MERS, Covid-19 juga berdampak pada organ tubuh lain, salah satunya jantung.
Dilansir dari Times of India, (17/1/2021), ada 7 tanda gejala Covid-19 yang berdampak pada jantung pasien yang terinfeksi:
1. Komplikasi Jantung
Studi JAMA menyebutkan, hampir 78 persen pasien Covid-19 muda dan sehat yang telah sembuh dari Covid-19 mengalami tanda-tanda komplikasi dan kerusakan jantung.
Faktanya, bagi mereka yang memiliki gangguan jantung, Covid-19 juga dapat meningkatkan risiko kematian.
Studi lain yang dilakukan oleh CDC China Weekly menemukan bahwa 22 persen pasien yang meninggal akibat Covid-19 menderita masalah jantung.
2. Kelelahan ekstrem
Kelelahan, kelelahan akut, dan nyeri dada sering dilaporkan sebagai gejala di antara orang-orang yang didiagnosis dengan kerusakan jantung setelah seseorang terinfeksi Covid-19.
Diketahui, saat jantung bekerja terus-menerus untuk mengatur aliran darah, maka kondisi itu benar-benar bisa membuat seseorang merasa lelah dan mengalami detak jantung yang cepat dan tidak teratur.
3. Radang jantung
Miokarditis atau radang otot jantung adalah komplikasi jantung yang ditakuti, tetapi umum terkait dengan Covid-19.
Diketahui, miokarditis dapat terjadi karena serangan langsung virus pada jantung, atau karena badai sitokin, yang dapat membuat tubuh menyerang sel-sel sehat secara keliru.
Dengan peradangan jantung dan masalah lainnya, otot jantung menjadi lebih lemah, menyebabkan organ membesar dan mengganggu aliran darah.
Kondisi ini menyebabkan tingkat tekanan darah Anda turun secara mendadak dan menyebabkan penumpukan cairan.
Tekanan berlebihan di paru-paru atau jantung juga bisa menyebabkan gagal jantung.
4. Saturasi oksigen
Selain itu, suatu komplikasi umum dapat terjadi ketika virus menghalangi aliran darah membawa oksigen dalam tubuh, kondisi seperti hipoksia, disorientasi, kebingungan, bibir atau wajah kebiruan.
Jika hal ini terjadi, artinya bisa jadi merupakan sinyal adanya gangguan pada jantung.
5. Nyeri dada
Tanda gangguan jantung lainnya efek dari infeksi Covid-19 yakni nyeri pada bagian dada.
Dalam kasus Covid-19, penggandaan dan penyebaran virus dapat mengganggu fungsi jantung dan bisa merusak otot-otot jantung.
Efeknya, seseorang yang terinfeksi bisa mengalami nyeri dada, atau angina.
6. Sindrom takikardia
Beberapa peneliti percaya bahwa pasien Covid-19, terutama mereka yang melakukan perjalanan jauh dapat menghadapi kondisi seperti POTS atau sindrom takikardia ortostatik postural.
Sindrom ini merusak sistem saraf, menyebabkan ketidakseimbangan detak jantung, tingkat tekanan darah yang tidak biasa.
Gejala Covid-19 tak hanya dirasakan pada pasien yang sedag terjangkit, namun juga masih bisa dirasakan pada pasien yang sudah dinyatakan sembuh.
Berdasarkan penlitian, tiga dari 4 pasien Covid-19 mengaku masih mengalami gejala dalam 6 bulan setelah terjangkit.
Sebuah penelitian menemukan beberapa gejala yang paling banyak dirasakan (76 persen) adalah kelelahan atau kelemahan otot, kecemasan atau depresi setelah 6 bulan sembuh dari Covid-19.
Masalah umum pasca infeksi lainnya adalah kesulitan tidur (26 persen), dan kecemasan atau depresi (23 persen).
Pada kondisi ini, perempuan lebih banyak terpengaruh dibandingkan laki-laki.
Melansir dari Kompas.com, Dr Asok Kurup, ketua dari Academy of Medicine's Chapter of Infectious Disease Physicians, mengatakan gejala yang begitu panjang setelah infeksi parah diketahui terjadi, meskipun hal itu tidak umum.
Ia mengatakan, influenza parah, terutama pada mereka yang berakhir dengan gagal napas, dapat diikuti oleh masalah pernapasan yang membutuhkan waktu lama untuk pulih.
Dia juga menambahkan, beberapa pasien yang telah pulih dari Covid-19, tetapi mengalami masalah pernapasan.
Profesor Dale Fisher, konsultan penyakit menular senior di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura, mengatakan, apa yang disebut 'Long Covid' ada, tetapi sulit untuk mengakui gejala sepenuhnya ke Covid-19 secara khusus tanpa penelitian lebih lanjut.
Dia juga mengatakan kecemasan dan depresi, serta gangguan tidur lebih umum saat ini bahkan pada orang tanpa Covid-19.
"Saya tidak tahu mengapa orang lebih khawatir tentang vaksin dibandingkan dengan mengkhawatirkan Covid-19 itu sendiri dan risiko efek jangka panjang: kelelahan, sesak napas, gangguan tidur, kecemasan, depresi, kerusakan ginjal dan paru-paru yang terluka," jelas dia.
Bin Cao dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang di Beijing mengatakan, pihaknya mulai memahami adanya beberapa efek jangka panjang Covid-19.
"Analisis kami menunjukkan bahwa sebagian besar pasien terus hidup dengan setidaknya beberapa efek virus setelah meninggalkan rumah sakit," kata dia.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.co |
Penulis | : | Septiana Hapsari |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar