GridPop.ID - Hal mengerikan menimpa gadis ini setelah 3 hari tiba-tiba menghilang.
Karena kejadian tersebut orang tuanya pun panik bukan main mendapati putrinya tak pulang.
Ternyata peristiwa naas inilah yang dialami oleh gadis itu.
Diberitakan oleh suar.id (18/3/2020), gadis itu diketahi hilang pada tanggal 23-26 Febaruari 2020.
Selama 3 hari itu, ternyata gadis tersebut disekap dan dicabuli.
Satreskrim Polres Pasuruan kemudian menangkap Mustofa alias Musdalifa (47), tersangka penyekapan dan pencabulan siswa SMA berinisial STN.
Mustofa membantah menghipnotis STN agar mau diajak pergi dengannya.
Ia memang mengakui menepuk punggung korban, tapi bukan berarti itu menghipnotis.
Mustofa mengaku bertemu korban di dalam masjid saat baru pulang dari pesarehan atau makam.
Saat itulah tersangka mengaku jatuh hati kepada korbana lalu mengajak korban ke rumahnya.
"Dia mau. Ya sudah, saya ajak menginap di rumah saya," ujar Mustofa saat pengungkapan kasus di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020).
Ia mengatakan, di rumahnya, korban diperlakukan istimewa.
Hari kedua menginap, korban diajak ke Malang.
"Saya ajak ke Malang, jalan-jalan. Saya bonceng sama sepeda saya. Di sana saya makan-makan sama dia, terus pulang," kata Mustofa.
Pada hari ketiga korban diajak berbelanja di pasar.
"Setelah saya ajak ke Pasar, saya yang melepaskan dia."
"Saya suruh dia pulang ke rumah dan jangan bilang ke siapa-siapa," tandasnya.
Versi kepolisian, tersangka sempat mengancam korban.
Namun, versi tersangka, tidak ada pengancaman.
Bahkan pelaku menyebut apa yang dilakukan suka sama suka.
"Saya tidak mengancam dia, saya hanya bilang jangan bilang siapa-siapa," ujar dia.
Mustofa membantah bahwa kartu yang diamankan polisi dari rumahnya adalah kartu lintrik atau kartu untuk menghipnotis orang.
"Itu kartu untuk main saja. Saya belinya di toko, saya tidak beli di dukun atau di siapa," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, Satreskrim Polres Pasuruan menangkap Mustofa alias Musdalifa (47) tersangka penyekapan dan pencabulan siswa SMA berinisial STN.
Polisi menyita satu set kartu remi dan satu set kartu lintrik atau kartu yang digunakan untuk menghipnotis korban.
Kejadian itu berawal pada 23 Februari, STN dan temannya berinisal FHM sedang berada di Alun-alun Bangil, Pasuruan.
Meskipun tidak kenal, tiba-tiba tersangka bergabung dengan korban.
Lalu tersangka menepuk punggung korban.
Setelah itu tersangka mengajak korban dan FHM ke rumahnya di Grati.
Karena merasa tidak kenal, FHM menolak ajakan tersangka.
Sedangkan korban tidak menolak.
Tersangka menyekap korban di rumahnya sampai 26 Februari 2020.
Selama disekap itulah tersangka mencabuli korban.
Setelah tiga hari disekap, korban diperbolehkan pulang ke rumahnya.
Tersangka mengancam korban untuk tidak menceritakannya ke siapa-siapa.
Kondisinya setelah ditemukan pun sungguh memprihatinkan.
Pasalnya, penyekapan dan pencabulan yang terjadi membuat korban trauma hingga akhirnya korban melapor ke orangtuanya.
"Tapi korban trauma dan orangtuanya sudah panik karena mencarinya."
"Setelah dipaksa, korban cerita kepada orangtuanya, dan akhirnya lapor polisi," ujar Kasatreskrim Polres Pasuruan, AKP Adrian Wimbarda.
Bagaimana cara agar kita dapat terhindar dari tindakan hipnotis?
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mudah terhipnotis yakni korban dalam kondisi melamun dan mudah akrab dengan orang lain.
Kendati begitu, Yusri pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap terjaga dan sebaiknya tidak sok akrab dengan orang yang baru ditemui.
"Karena dia melamun dan mudah akrab dengan orang lain, itu yang membuat mudah terhipnotis," ujar Yusri saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.
Jangan sendirian di tempat ramai
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, AKP Rendra Aditia Dhani memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat terkait tindak kriminal menggunakan modus hipnotis ini.
"Jangan pergi ke tempat keramaian sendirian, menentukan dan mencatat tempat tujuan dan keperluan serta kepentingan yang diingikan sebelum berpergian, selanjutnya coba tepati jadwal tersebut," ujar Rendra kepada Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).
Kemudian, masyarakat juga diimbau untuk tidak membawa barang berharga dan uang dalam jumlah besar.
"Jangan terlihat bingung dan sendirian di keramaian, dan tetap menyibukkan diri dan tidak terlalu fokus terhadap satu hal saja," lanjut Rendra.
GridPop.ID (*)
Source | : | Suar.id,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar