Anak pertama bernama Ahmad Fardan Azzmi duduk di bangku kelas 3 SD, dan adiknya Sofia Ghoyatun Nafisah kelas 1 SD.
Ia mengakui kondisi ekonomi keluarganya sedang kekurangan sehingga belum sanggup membeli ponsel baru.
"Kami punya ponsel satu, memorinya sudah penuh jadi tidak bisa buat sekolah, susah. Selama ini kami gantian pakai hp, kadang ya rebutan," ujar Rismiyati, Rabu (11/8/2021).
Kemudian, ibu yang sehari-hari bekerja di pabrik garmen itu meminta agar anak-anaknya merelakan tabungannya untuk membeli ponsel baru supaya bisa mengerjakan tugas sekolah dengan lancar.
"Saya bilang ke Mas Dan (Ahmad Fardan Azzmi), apa celengan dibuka nggih damel tumbas hp, nggih, (celengan dibuka ya, buat beli hp baru, ya.)," tutur Rismiyati, didampingi sang suami, Mushokib (40).
Menurutnya, uang receh senilai kurang lebih Rp 1,7 juta tersebut adalah hasil tabungan anaknya selama 2 tahun.
Kedua anaknya masing-masing menyimpan uang jajan sehari-harinya di celengan plastik.
“Iya (menabung) hampir 2 tahun. Punya Mas Dan celengannya penuh. Kalau yang adiknya ya kurang sedikit penuh. Kalau ditotal ada hampir Rp 2 juta, ada receh, ada kertanya juga banyak," paparnya.
Musokhib menambahkan, kedua anaknya memang hemat dan rajin menabung.
Sebelum pandemi, setiap berangkat sekolah, kedua buah hatinya itu hanya meminta uang jajan darinya Rp 2.000 setiap hari.
Uang saku tersebut tidak dihabiskan oleh mereka, tapi disisihkan Rp 1.000 untuk ditabung.
Bahkan, anak sulungnya hampir tidak pernah merengek meminta apa pun dari kedua orangtuanya.
"Kalau ingin sesuatu dia rela menunggu sampai kami punya uang. Atau kadang dia mempersilakan uang celengannya buat kami," katanya.
"Yo wis, Pak, celengane teko dibuka dienggo bapak karo ibu" (Ya sudah, Pak, celenganku dibuka buat Bapak dan Ibu),” lanjut Musokhib menirukan anak sulungnya.
Source | : | Kompas.com,Grid Pop |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar