GridPop.ID - Pandemi covid-19 yang kini melanda Indonesia memang berdampak besar di berbagai aspek kehidupan.
Mulai dari kesehatan, ekonomi bahkan di bidang pendidikan baik untuk usia dini, anak, remaja hingga dewasa.
Sejak adanya pandemi covid-19, seluruh kegiatan belajar mengajar secara tatap muka memang ditiadakan.
Disisi lain, kegiatan belajar mengajar diubah menjadi pembelajaran secara daring atau sering disebut sekolah online.
Padahal di akhir tahun 2020 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat keputusan terkait diadakanya sekolah tatap muka mulai Januari 2021.
Namun, melihat kondisi pandemi yang belum juga menyurut dan menunjukkan perkembangan mengenai penurunan kasus, Kemendikbud pun akhirnya membuat keputusan baru.
Kemendikbud mengumumkan bahwa rencana sekolah tatap muka di bulan Januari 2021 batal diselenggarakan.
Alhasil, siswa pun mau tak mau harus kembali melakukan pembelajaran secara online.
Namun dibalik kebijakan pembelajaran online itu nyatanya terukir kisah pilu yang dialami oleh beberapa siswanya.
Salah satunya seperti yang dialami oleh 2 bocah SD anak Rismiyati (36) di Magelang, Jawa Tengah.
Dikabarkan Kompas.com, Rismiyati terpaksa membobol celengan anaknya untuk membeli sebuah ponsel yang akan digunakan untuk mengikuti sekolah online.
Ia pun pergi ke toko ponsel di pusat perbelanjaan di Kecamatan Salaman berbekal segepok uang receh, Minggu (8/8/2021).
Dengan hati-hati, Rismiyati membuka kantong berisi ratusan keping uang koin di hadapan penjaga toko, lalu menghitungnya satu per satu.
Kisah Rismiyati ini terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial beberapa hari terakhir ini.
Salah satu video yang diunggah oleh akun kotamagelang, terdapat keterangan "Perjuangan Orang Tua Untuk Anak, Seorang Ibu di Salaman Bawa Segepok Uang Receh Untuk Beli HP Anaknya yang Sedang Mengikuti Sekolah Daring".
Hingga Rabu (11/8/2021) siang, video itu sudah disaksikan lebih dari 29.000 kali oleh warganet dan menuai ratusan komentar mengharukan.
Ditemui di kediamannya, Rismiyati bercerita, ia memang membutuhkan ponsel baru agar kedua anaknya bisa bersekolah.
Sebab, sejak pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara online.
Anak pertama bernama Ahmad Fardan Azzmi duduk di bangku kelas 3 SD, dan adiknya Sofia Ghoyatun Nafisah kelas 1 SD.
Ia mengakui kondisi ekonomi keluarganya sedang kekurangan sehingga belum sanggup membeli ponsel baru.
"Kami punya ponsel satu, memorinya sudah penuh jadi tidak bisa buat sekolah, susah. Selama ini kami gantian pakai hp, kadang ya rebutan," ujar Rismiyati, Rabu (11/8/2021).
Kemudian, ibu yang sehari-hari bekerja di pabrik garmen itu meminta agar anak-anaknya merelakan tabungannya untuk membeli ponsel baru supaya bisa mengerjakan tugas sekolah dengan lancar.
"Saya bilang ke Mas Dan (Ahmad Fardan Azzmi), apa celengan dibuka nggih damel tumbas hp, nggih, (celengan dibuka ya, buat beli hp baru, ya.)," tutur Rismiyati, didampingi sang suami, Mushokib (40).
Menurutnya, uang receh senilai kurang lebih Rp 1,7 juta tersebut adalah hasil tabungan anaknya selama 2 tahun.
Kedua anaknya masing-masing menyimpan uang jajan sehari-harinya di celengan plastik.
“Iya (menabung) hampir 2 tahun. Punya Mas Dan celengannya penuh. Kalau yang adiknya ya kurang sedikit penuh. Kalau ditotal ada hampir Rp 2 juta, ada receh, ada kertanya juga banyak," paparnya.
Musokhib menambahkan, kedua anaknya memang hemat dan rajin menabung.
Sebelum pandemi, setiap berangkat sekolah, kedua buah hatinya itu hanya meminta uang jajan darinya Rp 2.000 setiap hari.
Uang saku tersebut tidak dihabiskan oleh mereka, tapi disisihkan Rp 1.000 untuk ditabung.
Bahkan, anak sulungnya hampir tidak pernah merengek meminta apa pun dari kedua orangtuanya.
"Kalau ingin sesuatu dia rela menunggu sampai kami punya uang. Atau kadang dia mempersilakan uang celengannya buat kami," katanya.
"Yo wis, Pak, celengane teko dibuka dienggo bapak karo ibu" (Ya sudah, Pak, celenganku dibuka buat Bapak dan Ibu),” lanjut Musokhib menirukan anak sulungnya.
Rismiyati dan Musokhib sama sekali tidak tahu jika ada yang merekam saat membeli ponsel di toko tersebut, hingga videonya viral.
Bahkan, mereka kaget ketika petugas dari Polsek Salaman datang ke rumahnya.
“Enggak menyangka (viral). Tahunya kan cuman difoto. Kemarin Pak Kapolsek ke sini, saya kaget karena pas suami enggak di rumah,” ujarnya.
Ditemui terpisah, Kepala Toko Mahkota Ponsel Kecamatan Salaman, Enjang Setiyono menceritakan, Rismiyati bersama anak-anaknya datang ke tokonya pada Minggu (8/8/2021).
Layaknya pembeli lainnya, mereka menanyakan merek dan harga ponsel baru kepada penjaga.
Setelah sesuai yang diinginkan, kata Enjang, mereka menjatuhkan pilihannya pada ponsel seharga Rp 1,7 juta.
"Ibu itu lalu tanya kepada kami, apa boleh bayar pakai uang receh. Tentu saja boleh, kemudian, ia keluarkan segepok uang recehnya. Lalu kami hitung bersama," cerita Enjang.
Menurutnya, uang receh yang dibawa mereka terdiri dari uang koin Rp 500 dan Rp 1.000 dengan total Rp 1 juta.
Ada juga puluhan lembar uang kertas pecahan Rp 10.000 dan Rp 20.000.
Enjang sempat menanyakan alasan mereka membeli ponsel.
Sang ibu menjawab bahwa ponsel tersebut sangat mendesak dibutuhkan untuk sekolah daring.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Grid Pop |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar