Dampak Mengerikan Perceraian Bagi Anak Sesuai Usia Sejak Bayi
Dilansir dari edukasi.kompas.com, beginilah dampak perceraian bagi anak balita.
Usia anak 0-2 tahun
Pada usia ini, tentu saja bayi tidak memiliki kesadaran yang nyata tentang perceraian.
Namun, pada usia ini anak membutuhkan kontak secara terus menerus dengan orangtuanya untuk membentuk kedekatan dan cinta yang mendasar.
Kontak ini menjadi landasan bahwa anak merasa dicintai dan istimewa serta perasaan cinta anak kepada orang-orang disekitarnya.
Setelah perpisahan, salah satu dari orang tua tidak lagi berada di rumah dan kontak dengan anak pun tidak dapat dilakukan setiap hari.
Bila ini terjadi, anak akan kehilangan kasih sayang dan berdampak pada kepercayaan diri, konsep diri, dan lain-lainnya kelak.
Alangkah baiknya bila tetap menjaga komunikasi dengan mantan dan membiarkannya ikut mendidik anak demi kepentingan dan kebaikan si kecil.
Usia anak 2-5 tahun
Anak pada usia ini sangat menyadari, ada perubahan besar yang terjadi saat perceraian berlangsung.
Salah satu orangtua tidak lagi tinggal di rumah dan tidak hadir sewaktu-waktu.
Anak usia ini memerhatikan bahkan merasakan kehilangan itu.
Isu perceraian utama adalah perubahan dan kehilangan.
Anak tidak suka kedua hal itu karena menakutkan.
Reaksi utama terhadap hilangnya kepercayaan diri mereka adalah dengan menarik diri.
Anak akan enggan mengambil risiko, memastikan diri tak ada lagi kehilangan berikutnya dan memerlukan waktu untuk membangun kepercayaan diri yang telah rusak.
Jika kepercayaan diri anak telah rusak, efeknya sangat fatal bagi dan berisiko merusak masa depannya.
Anak mungkin akan terus bertanya mengapa salah satu orangtuanya tidak tinggal lagi bersamanya, hal ini karena yang mereka inginkan adalah agar segala sesuatu kembali ke kondisi semula.
Sebaiknya pada usia ini, beri anak penjelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi agar perubahan kehidupan yang anak hadapi akan dijalani lebih mudah.
Jika perceraian tak dapat dihindari, jangan sampai hal ini merugikan anak.
Hilangkan ego untuk memiliki anak seutuhnya, karena memang anak memiliki kedua orang tua yang tak bisa dipisahkan sepenuhnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnewsbogor |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar