GridPop.ID - Bayi ini miliki wajah tak lazim setelah lahir.
Bahkan, dokter pun syok hingga mengungkapkan fakta ini.
Ternyata, bayi ini memiliki kelainan langka sehingga membuat wajahnya tak seperti bayi pada umumnya.
Dilansir dari pemberitaan GridPop.ID pada 2019 silam, kelahiran bayi laki-laki di Bangladesh seketika memecah keheningan di ruangan bersalin.
Baru saja dilahirkan, bayi ini memiliki paras yang tak biasa sehingga membuat orang di sekitarnya terkejut sekaligus bersedih.
Bahkan dokter yang membantu proses kelahirannya pun sempat tak percaya akan mendapati bayi yang seperti ini.
Bayi Laki-laki ini memiliki wajah yang sangat berbeda jauh dari bayi seumurannya, dirinya lebih mirip seperti orang yang berusia 80 tahun.
Rupanya ini adalah sebuah kondisi langka yang mungkin dialami satu dari empat juta kelahiran yang disebut sindrom progeria Hutchinson-Gilford.
Gejalanya ditandai dengan perkembangan gen yang tidak lazim dan menyebabkan mereka menua dalam waktu yang relatif lebih cepat.
Gen abnormal ini membuat tubuh menghasilkan protein dengan jumlah berlebihan dan berperan memecah sel lebih cepat.
Tak hanya memiliki wajah yang penuh dengan keriput dan sangat kasar, punggung bayi ini juga dipenuhi dengan bulu yang sangat lebat.
Lalu bagaimana dengan tanggapan kedua orang tuanya?
Melansir dari elitereaders.com mereka mengungkapkan rasa suka citanya ketika sang bayi lahir ke dunia ini.
Bahkan mereka memanggilnya anak ajaib, mereka juga mengatakan hanya bisa bersyukur kepada Tuhan dan tidak perlu sedih dengan penampilan yang dimiliki putranya.
Kedua orang tua bayi laki-laki tersebut akan menerima putranya seperti apa adanya dirinya.
Akan tetapi bayi dengan kelahiran seperti ini akan menghadapi kesulitan di kemudian hari.
Bayi dengan sindrom langka ini sering tidak dapat hidup normal karena tubuh mereka terus menerus menua dengan cepat, mereka jarang bertahan hidup di luar usia 13 tahun.
Dalam banyak kasus, bayi dengan sindrom ini biasanya dikurung di dalam rumah untuk mencegah bullying dari anak-anak yang lainnya.
Hingga saat ini dokter yang menangani belum memiliki solusi atas pengobatan yang harus dijlani bayi ini.
Kenali Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir
Dilansir dari laman kompas.com, Dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Andy Wijaya, Sp.OG, M.Kes, menyampaikan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi.
Oleh sebab itu, para orangtua diharapkan memahami tanda bahaya tersebut sekaligus tahu cara mengatasinya.
Dia menyampaikan, sedikitnya ada 9 tanda bahaya pada bayi baru lahir yang perlu dikenali. Apa saja?
1. Bayi tidak mau menyusu
dr. Andy menjelaskan bayi biasanya tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah dan mungkin dalam kondisi dehidrasi berat.
Jika mendapati kondisi ini, para orangtua bisa mengupayakan agar sang buah hati tetap menempel ke payudara ibu dengan cara yang benar.
Saat bayi membuka mulutnya, pastikan seluruh putting dan sebagian areola masuk ke dalam mulutnya.
Apabila cara ini tak bisa membuat bayi minum ASI, para orangtua disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis mengenai langkah penanganan yang terbaik.
2. Kejang
dr. Andy menyampaikan, kejang pada bayi baru lahir bisa saja terjadi.
“Ketika mendapati kondisi ini, orangtua perlu mencari tahu pemicu kejang pada bayi,” jelas dia saat diwawancara Kompas.com, Senin (13/7/2020).
Jika kejang bayi dipicu oleh demam, maka penting bagi para orangtua untuk memberikan obat penurun panas yang sesuai dengan dosis anjuran dokter.
Sementara, jika bayi kejang tapi tidak dalam kondisi demam, para orangtua alangkah baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk membicarakan kemungkinan penyebab lain.
Sebelum itu, para orangtua bisa memperhatikan terlebih dahulu frekuensi dan lamanya kejang yang terjadi pada bayi untuk dilaporkan kepada dokter.
3. Bayi lemah
dr. Andy mewanti-wanti, jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah bagi para orangtua.
“Jangan biarkan kondisi ini berlanjut,” jelas dia.
Kondisi lemah pada bayi bisa dipicu oleh beragam penyebab, seperti diare, muntah yang berlebihan, ataupun infeksi berat.
Untuk mengatasi masalah lemah pada bayi baru lahir ini, para orangtua perlu mengobati penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab.
4. Sesak napas
dr. Andy menerangkan, frekuensi napas pada bayi pada umumnya lebih cepat daripada orang dewasa, yakni sekitar 40-60 kali per menit. J
ika bayi bernapas kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit, maka para orangtua wajib waspada.
“Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak. Jika ditemukan masalah, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter,” ujar dr. Andy.
5. Merintih
Bayi belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Maka dari itu, ketika mendapati bayi merintih terus-menerus meski sudah diberi ASI atau sudah ditimang-timang, para orangtua lebih baik segera menghubungi dokter.
“Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang dirasakan bayi,” kata dia.
6. Pusar kemerahan
Tali pusar yang berwarna kemerahan dapat menunjukkan adanya infeksi pada bayi.
Saat merawat tali pusar yang harus orangtua perhatikan adaah jaga tali pusar tetap kering dan bersih.
7. Demam
dr. Andy berpendapat para orangtua cukup penting untuk menyimpan termometer di rumah.
Alat ini tidak lain diperlukan untuk memastikan suhu badan sang buah hati sewaktu-waktu.
Bayi dapat didiagnosis mengalami demam ketika suhu tubuhnya terpantau lebih dari 37,5 derajat Celsius.
Jika mendapati bayi demam, para orangtua dianjurkan sesering mungkin untuk mencegah kekurangan cairan.
“Orangtua juga bisa memberikan kompres hangat di dahi dan ketiak,” kata dia.
Sementara itu, jika suhu tubuh bayi tidak turun dan malah mencapai suhu 38 derajat Celsius, para orangtua sebaiknya meminta bantuan dokter.
8. Mata bernanah
Nanah pada mata bayi baru lahir bisa menjadi tanda adanya infeksi yang berasal dari proses persalinan.
Untuk mengatasi masalah ini, para orangtua bisa melakukan tindakan berupa membersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat.
Jika nanah yang keluar dalam jumlah berlebih atau sulit diatasi, para orangtua bisa berkonsultasi dengan dokter.
9. Kulit bayi kuning
dr. Andy menerangkan, kuning pada bayi pada umumnya terjadi karena bayi kurang minum ASI.
Tapi, jika kuning pada bayi terjadi pada waktu kurang dari 24 jam setelah lahir atau lebih dari 14 hari setelah lahir dan menjalar hingga telapak tangan dan kaki, para orangtua patut cemas.
Kondisi ini bisa menjadi gejala penyakit kuning.
Para orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter jika mendapati bayi mereka memiliki gejala penyakit kuning.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar