GridPop.ID - Akibat tak kuat lagi hadapi teror pinjol, seorang ibu muda di Wonogini mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Peristiwa bunuh diri ini kemudian bisa menjadi pelajaran penting bagi kita semua bahwa jangan sampai kemudahan membuat orang jadi lupa daratan yang akan membuat kita masuk ke jurang frustasi.
Seperti kisah yang dialami wanita bernama X (nama samaran) yang harus mengakhiri hidupnya lantaran telilit hutang dari Pinjol yang jumlahnya mencapai jutaan rupiah.
Dilansir dari Tribun Solo, Sang ibu mertua X, yang pertama mengetahui X dalam kondisi sudah tak bernyawa, Sabtu (2/10/2021) sekira pukul 04.00 WIB.
Saat itu, ibu mertua X yang baru bangun tidur lalu keluar rumah tiba-tiba seakan tak percaya apa yang dilihat.
Sang menantu telah tergantung di depan rumahnya.
Seketika itu, ibu mertua langsung teriak histeris memanggil anaknya.
"Posisi rumah X dan ibu mertua memang saling berhadapan," kata Kapolsek Giriwoyo, Iptu Sumarwan.
"Sontak sang suami keluar dari rumah dan menurunkan korban," jelasnya.
"Ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi menggantung, korban ditemukan di teras depan rumah sebelah barat," kata Sumarwan.
Warga sekitar yang mengetahui kejadian itu langsung melapor ke Polsek Giriwoyo.
Polisi langsung mendatangi TKP dan melakukan pemeriksaan pada korban.
Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan.
"Murni akhiri hidup sendiri," jelas dia.
Kapolsek menyebut, dari penyelidikan awal, motif korban nekat melakukan hal itu karena terlilit Pinjol.
Informasi yang didapatkannya, pinjaman sampai jutaan rupiah.
Hal itu, kata dia, diperkuat dengan kesaksian sang suami bahwa beberapa hari sebelum istrinya meninggal ia melihat perubahan sikap korban.
"Sebelum meninggal X bercerita pada suami bahwa dia punya utang di beberapa pinjol dan bank plecit," aku dia.
"Bahkan, si korban juga kerap mendapat teror dari pihak pinjol belakangan ini, sehingga ada kemungkinan korban frustrasi lalu nekat bunuh diri," kata dia.
Adapun polisi juga mengamankan tali tambang warna hijau dan surat wasiat yang ditulis korban sebelum peristiwa tragis itu.
Surat Wasiat
Sebelum mengakhiri hidupnya, Ibu X sempat menulis surat.
Surat wasiat yang cukup menyentuh hati itu dikhususkan kepada sang suami.
Selain berisi permintaan maaf itu, dalam surat wasiat itu, Ibu X juga meminta sang suami untuk meminta maaf kepada orang-orang yang telah dia hutangi dan membayarnya secara perlahan-lahan.
Diakhir surat, X juga menyampaikan bahwa apa yang akan dilakukan sudah menjadi jalan hidupnya karena sudah tak kuat dengan beban hutang yang begitu berat.
Berikut isi surat wasiat yang ditulis X untuk suaminya:
"Assalamualaikum Mas ****
Mas nanti kalo sudah nemuin surat ini, jangan nangis, tetep jogo ****, nyat aku isone mung gae susah, maafin aku yomas, mungkin dengan jalan ini, bisa membuat hidup ku tenang, maafin y mas aku jaluk beribu-ribu maaf, aku mati ninggalin wedi go koe go keluarga. Iki mungkin ws dalane go aku. Neng buku cilik ireng, kui kbh data" ne wong" sing tak utangi mas, ngomongo ro wong" kui, ku jaluk ngapuro. Gek sanggeman ku dibayar alon-alon. Sekali lagi aku minta maaf, aku ws ra kuat, aku ws ra kuat tenan, iki ws dalane aku.
Ow iyo mas tulung sampaikan kata maaf
Buat orang2 yg selalu baik sama aku,
Gek duitku di utang L.Mami 200.000
di utang Mamak 120.00" tulis X.
Sebagai informasi tambahan, Anda perlu peka jika di sekitar Anda terdapat orang-orang yang berisiko melakukan bunuh diri dan membantu mereka.
Oleh karena itu, Anda perlu tahu ciri orang yang ingin bunuh diri. Jika ada orang terdekat Anda yang memiliki ciri-ciri berikut ini, segera mencari bantuan.
Ciri-ciri orang yang ingin bunuh diri Melansir Kompas.com dari Division of Child and Adolescent Psychiatry Columbia University, berikut adalah ciri-ciri orang yang berisiko bunuh diri.
1. Berbicara atau membuat rencana mengenai bunuh diri
Waspada jika ada orang terdekat Anda yang berkata, “semuanya akan lebih baik kalau aku mati” atau “aku seharusnya mati saja”.
Ini merupakan tanda bahwa orang itu berpotensi bunuh diri. Tanda lain yang mendukung tanda ini adalah ia mencari tahu mengenai bunuh diri di internet.
Ia juga menyiapkan yang berhubungan dengan bunuh diri, seperti menyimpan pisau dan tali atau mencari tempat berbahaya seperti rel kereta dan rooftop.
Selain itu, orang yang berisiko bunuh diri biasanya menitipkan barang-barang berharganya, seperti komputer, dan benda kesayangannya.
Ia juga mungkin mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga dan teman terdekatnya, atau mungkin menulis surat bunuh diri.
Ini merupakan tanda bahwa orang itu berpotensi bunuh diri. Tanda lain yang mendukung tanda ini adalah ia mencari tahu mengenai bunuh diri di internet.
Ia juga menyiapkan yang berhubungan dengan bunuh diri, seperti menyimpan pisau dan tali atau mencari tempat berbahaya seperti rel kereta dan rooftop.
Selain itu, orang yang berisiko bunuh diri biasanya menitipkan barang-barang berharganya, seperti komputer, dan benda kesayangannya.
Ia juga mungkin mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga dan teman terdekatnya, atau mungkin menulis surat bunuh diri.
2. Mengekspresikan rasa putus asa
Salah satu ciri orang yang berpotensi melakukan bunuh diri adalah orang yang merasa tidak punya harapan di masa depan.
Contohnya, ia berkata “tidak ada hal baik untukku” atau kalimat sejenis itu. Selain itu, ia juga kehilangan semangat untuk menjalani hari-harinya dan tidak berminat untuk merencanakan masa depan.
Misalnya tidak semangat belajar di kelas atau tidak berminat mencari kerja. Ia juga menunjukkan rasa tidak suka pada hal-hal yang biasanya menjadi kesukaannya atau menarik perhatiannya.
Misalnya, murid yang selalu mendapat nilai bagus, lalu tiba-tiba tidak bersemangat untuk mempersiapkan ujiannya.
3. Menunjukkan depresi berat
Bunuh diri erat kaitannya dengan kesehatan mental. Biasanya, orang berisiko bunuh diri akan menunjukkan emosi yang meledak-ledak seperti sering menangis, panik, dan mudah marah.
Ia juga akan menunjukkan depresi dan kesedihan yang mendalam akan apa yang dia rasakan.
Selain itu, ia juga cenderung melukai dirinya sendiri, seperti mengiris atau membakar bagian tubuhnya sendiri.
Walaupun tidak semua depresi dan perilaku melukai diri sendiri berujung bunuh diri, namun ini meningkatkan risiko seseorang melakukan bunuh diri.
4. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
Jika seseorang pernah melakukan percobaan bunuh diri, maka ia mungkin akan melakukannya lagi di kemudian hari.
5. Menunjukkan perilaku sosial yang mengganggu dan mengkhawatirkan
Orang yang mengalami perubahan signifikan pada emosi dan perilakunya bisa jadi merupakan tanda bunuh diri.
Misalnya mudah marah atau sering marah tiba-tiba tanpa sebab, menghindari dari kehidupan sosial, atau perubahan pola tidur.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Solo |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar