GridPop.ID - Cobek termasuk alat masak yang hampir dimiliki setiap rumah.
Untuk mencari cobek yang asli memang tidak mudah.
Tapi, sekali sudah punya, cobek bisa digunakan bertahun-tahun lamanya.
Namun, pernahkah Anda mendengar soal cobek palsu di pasaran?
Ya, cobek yang harusnya terbuat dari batu kini banyak dibuat pedagang nakal dari semen dan pasir.
Hasilnya, cobek jadi tak bisa digunakan karena makanan akan bercampur pasir dan tidak bisa dimakan.
Ternyata ketika Anda salah memilih cobek maka kesehatan akan terancam.
Coba mulai sekarang intip lagi cobek Anda di rumah, bisa jadi cobek yang Anda miliki tidak aman.
Untuk mengetahui apakah cobek Anda aman atau tidak, coba rendam cobek di dalam air.
Kalau hal ini terjadi, segera buang karena membahayakan seisi rumah.
Bayangkan bahayanya kalau kita tak sadar dan tetap menyajikan makanan yang sudah bercampur pasir dan semen ini ke keluarga!
Karena itu, sebelum menggunakan cobek yang baru dibeli, ada langkah-langkah yang harus kita lakukan.
Langkah ini akan membuat cobek batu tidak berpasir sekaligus mengetes apakah cobek yang kita beli asli terbuat dari batu atau bukan.
Melansir dari Sajian Sedap, sesampainya di rumah, cobek harus kita rendam dalam air selama minimal 15 hari.
Setiap hari ganti airnya sambil disikat-sikat.
Cara ini akan melarutkan pasir halus yang mungkin ada dalam cobek batu sehingga cobek bisa bebas dari kemungkinan berpasir.
Cobek yang bukan dari batu asli punya kecenderungan tidak tahan terhadap air.
Jadinya, kalau setelah direndam cobek akhirnya pecah atau retak, berarti cobek tidak asli dari batu.
Inilah cara mengetes apakah cobek yang kita beli asli atau tidak.
Tips di atas juga bisa kita aplikasikan pada lumpang.
Lumpang hampir sama seperti cobek karena terbuat juga dari batu.
Tapi kalau menggunakan cobek, kita mengulek bumbu, maka di dalam lumpang, kita menumbuk bumbu hingga halus.
Keduanya sama-sama merupakan alat masak tradisional Indonesia yang digunakan sejak zaman dulu.
Dilansir dari Kompas.com, cobek bermutu baik menurut penghasil cobek bukan berwarna hitam, melainkan abu-abu seperti warna alami batu.
Jika menemukan cobek berwarna hitam, agaknya harus dicurigai keasliannya karena umumnya warna hitam didapat dari cat.
"Kalau beli cobek, bisa coba digesek dulu pakai benda keras. Jika ada garis warna putih, berarti itu dicat," kata koki KAUM, Rachmad Hidayat.
Selain cobek yang dicat, di pasaran juga terdapat cobek campuran batu, pasir, dan semen.
Umumnya menurut Rachmad bobot cobekan campuran semen lebih ringan ketimbang cobekan batu asli.
Cobek yang dicat dan menggunakan campuran berefek pada kesehatan orang yang bersantap makanan.
Sebab cobek merupakan alat untuk menghancurkan bahan makanan secara alami.
"Untuk ulekan, pilih ulekan yang berat karena semakin berat, semakin bagus untuk mengulek," kata Rachmad.
Ulekan juga ternyata memiliki kerapatan pori-pori batu yang berbeda. Ada yang halus, ada yang kasar.
Besaran pori-pori batu ini pada akhirnya memengaruhi hasil ulekan menjadi lebih kasar atau lebih halus.
Selain cobekan dan ulekan berbahan batu, di pasaran juga terdapat cobekan dan ulekan berbahan kayu.
Rachmad mengatakan sah-sah saja bahan kayu, tetapi agak lebih licin sehingga menyulitkan manuver saat mengulek.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Sajian Sedap |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar