Lintah atau pacet sering menempel pada kulit manusia yang ada di sekitarnya, kemudian menghisap darah.
Secara alami, apabila lintah sudah kenyang, tubuh lintah akan menggemuk dan melepaskan diri dari mangsa dengan sendirinya.
Wisnu membenarkan bahwa jika manusia dihisap oleh lintah atau pacet, maka darah di area bekas gigitan akan banyak mengeluarkan darah.
Hal ini karena zat antikoagulan pada air liurnya, yang mencegah penggumpalan darah.
"Dari sisi fisiologi ada zat antikoagulan yang dimiliki lintah sehingga mencegah darah membeku," tutur dokter hewan, sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. drh. R. Wisnu Nurcahyo
Seperti cacing tanah, lintah atau pacet juga memiliki klitelum.
Klitelum adalah bagian dari tubuhnya yang bisa menebal dan berfungsi sebagai sistem reproduksi.
Kendati demikian, klitelum pada pacet dan lintah tidak tampak jelas.
Hanya ditandai dengan warna yang lebih muda. Lintah atau pacet juga merupakan hewan hemaprodit atau mahluk hidup berkelamin ganda yang memiliki sistem reproduksi jantan dan betina.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Intisari Online |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar