GridPop.ID - Pengendalian pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Indoensia melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah menunjukkan keberhasilan.
Penambahan kasus baru angkanya dinilai sudah cukup rendah.
Namun agar kasus terus landai, semua kalangan masyarakat pun diminta untuk terus patuhi kebijakan yang telah pemerintah buat.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena mengingatkan bahwa pandemi di Indonesia belum berakhir.
Dia mengatakan potensi ancaman gelombang ketiga Covid-19 di dalam negeri selalu terbuka.
"Dan itu butuh kerja sama dari semua untuk betul-betul mematuhi aturan pemerintah dalam hal mengendalikan pandemi Covid-19, baik pada aspek pencegahan, protokol kesehatan harus tetap ketat dan disiplin, 3 T tetap berjalan," kata Laka Lena dikutip dari Tribunnews.com dalam pernyataannya, Selasa (26/10/2021) malam.
Kemudian, kata dia, vaksinasi Covid-19 juga harus terus ditingkatkan.
"Dan ini butuh partisipasi semua pihak, melakukan aktivitas di luar rumah tetap memakai protokol kesehatan yang ketat," katanya.
Menurut Laka Lena, masyarakat tidak bisa menjadikan perkembangan positif penanganan covid-19 sebagai alasan untuk mengabaikan protokol kesehatan.
Dia berharap penularannya semakin rendah, kesembuhan naik, kematian dan BOR turun, vaksinasi semakin merata dan meningkat.
"Tentu semua pihak harus bekerja sama dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing agar itu berhasil," ujarnya
Sedangkan anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengatakan keberhasilan pengendalian Covid-19 menambah semangat untuk terus bekerja keras dan meningkatkan kewaspadaan.
"Covid-19 belum hilang dan masih berbahaya. Pengendalian Covid-19 berkat kerja sama kita semua," kata Rahmad.
Dia juga meminta agar masyarakat tidak lalai dan lengah menyikapi kondisi saat ini.
Rahmad mengingatkan kasus di berbagai negara yang sempat sangat landai, tiba-tiba dalam sebulan atau dua bulan meledak lagi.
Jangan sampai kondisi yang sama terjadi di Indonesia.
"Intinya jangan merasa berpuas diri, jangan lengah, tetap protokol kesehatan jadi paling utama, tidak bisa ditawar. Sukseskan vaksinasi di seluruh Indonesia dengan target akhir tahun ini bisa tercapai 70-80% sasaran tervaksinasi," imbuhnya.
Rahmad juga mengingatkan kasus Covid-19 selalu meningkat setelah libur panjang.
Epidemiolog hingga WHO sudah mewanti-wanti agar Indonesia mewaspadai ancaman gelombang ketiga pada libur akhir tahun nanti.
"Berkaca dari itu, pemerintah agar membuat aturan yang sangat ketat terhadap liburan akhir tahun nanti. Kalau perlu tidak diadakan cuti bersama, atau diperpendek sehari dua hari," ujar Rahmad.
Dilansir dari Kompas.com, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 pasti melanda Indonesia.
Menurut berbagai studi terkait, Nadia mengatakan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 memiliki sifat yang bisa menimbulkan gelombang epidemi berkali-kali, sehingga lonjakan infeksinya tidak cukup dengan satu gelombang.
Hal ini berkaca dari gelombang ketiga Covid-19 yang terjadi di negara dengan cakupan vaksinasi tinggi seperti di beberapa negara Eropa salah satunya Inggris, serta Amerika Serikat.
"Gelombang ketiga itu niscaya pasti terjadi, karena banyak negara yang saat ini sudah mengalami gelombang ketiga, di mana mereka memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi, juga memiliki tingkat prokes yang sudah baik," ungkap Nadia, dalam webinar VivaTalk, Kamis (21/10/2021).
Gelombang ketiga ini diprediksi terjadi setelah Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Karena pada peringatan tersebut, mobilitas masyarakat meningkat. "Setiap ada peningkatan pergerakkan atau mobilitas, itu selalu terjadi peningkatan kasus Covid-19," imbuh dia.
Di samping itu, beberapa upaya yang dilakukan untuk menghapi gelombang ketiga, menurut Nadia, antara lain:
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar