GridPop.ID - Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki sumber daya alam melimpah ruah.
Indonesia mendapatkan sinar matahari yang tidak terbatas, kawasan hutan yang menjadi salah satu paru-paru dunia, kekayaan flora dan fauna, serta berbagai jenis barang tambang.
Dilansir oleh kompas.com dari Encyclopedia Britannica, Indonesia memiliki cadangan mineral tambang yang sangat besar seperti minyak bumi, gas alam, emas, dan timah.
Jadi wajar ketika di zaman kerajaan di Indonesia dikenal sangat kaya, sehingga banyak peninggalan misterius hingga harta karun yang terpendam memiliki nilai ekonomis tinggi.
Melansir pemberitaan tribunmedan.com, hal ini diungkapkan oleh media Inggris Daily Mail, dan media asal Vietnam 24h.com.vn.
Kedua media asing tersebut menyoroti sungai di Indonesia yang dipenuhi harta karun seperti emas peninggalan Sriwijaya.
Banyak nelayan di pulau Sumatra tampaknya telah menemukan reruntuhan Sriwijaya.
Dinasti kerajaan terkenal kaya tetapi menghilang secara misterius dalam sejarah Indonesia, dan sangat ingin menemukan emas dan barang antik, lapor Daily Mail.
Selama lima tahun terakhir, nelayan yang tinggal di sepanjang Musi sungai yang terkenal dengan buaya di pulau Sumatera telah menemukan banyak harta dan barang antik
Temuan mereka yang paling menakjubkan adalah patung Buddha bertatahkan batu giok besar yang bernilai jutaan dolar.
Harta karun ini dikatakan milik dinasti Sriwijaya yang terkenal dan kaya raya.
Sriwijaya tercatat dalam sejarah Indonesia pada abad ke-7, dan pada abad ke-13 musnah secara misterius.
"Banyak penjelajah mencoba menemukan reruntuhan dinasti Sriwijaya, tetapi mereka tidak berhasil," kata Sean Kingsley, seorang arkeolog maritim Inggris.
"Bahkan di kota Palembang (Indonesia), yang dikatakan sebagai ibu kota dinasti Sriwijaya, para arkeolog belum dapat menemukan cukup banyak tembikar kuno untuk sebuah desa. Rahasia Sriwijaya belum terungkap," tambahnya.
"Namun, dalam lima tahun terakhir, sesuatu yang luar biasa telah terjadi," katanya.
"Banyak nelayan yang tinggal di dekat Sungai Musi telah menemukan koin, emas, batu mulia, batu giok, dan bahkan patung Buddha. Ini kemungkinan besar milik dinasti Sriwijaya yang hilang," kata Kingsley.
Pada zaman dahulu, Sumatera disebut sebagai "pulau emas" karena cadangan emasnya yang besar.
Sekarang, nama ini kembali populer ketika orang terus menemukan barang antik, emas, dan batu giok di pulau Sumatera.
"Selain perhiasan yang indah, dasar Sungai Musi juga berisi berton-ton koin dan keramik China. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan perdagangan antara pulau Sumatera dan Cina telah berkembang sejak lama," jelas Kingsley.
"Patung Buddha dan beberapa lonceng perunggu yang ditemukan di dasar Sungai Musi menunjukkan bahwa pada zaman dahulu agama Buddha masuk ke Indonesia melalui perdagangan dengan China," kata Kingsley.
Jatuhnya dinasti Sriwijaya yang dulu makmur masih menjadi misteri.
Menurut Kingsley, sangat mungkin bahwa Sungai Musi tiba-tiba berubah arah dan melanda ibu kota Sriwijaya dan sekitarnya.
"Rumah, candi, istana Sriwijaya mungkin telah terendam oleh sungai. Artefak yang ditemukan orang hanyalah beberapa dari sisa-sisa dari dinasti yang menjadi garis hidup Jalur Sutra Maritim, "kata Kingsley.
"Penggalian dasar sungai Musi sangat penting untuk mengungkap itu semua. Sungai ini penuh dengan buaya yang menyembunyikan terlalu banyak rahasia," jelasnya.
"Pemerintah juga perlu mengontrol secara ketat kegiatan penambangan emas di Sungai Musi untuk melindungi barang antik dan monumen," tambah Kingsley.
Sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Merujuk dari pemberitaan kompas.com, informasi tentang berdirinya Kerajaan Sriwijaya didapat dari beberapa sumber sejarah dari dalam negeri dan asing.
Sumber dalam negeri berupa prasasti-prasasti, antara lain Prasasti Kedukan Bukit (683 M), Prasasti Kota Kapur (686 M), Prasasti Talang Tuo (684 M), Prasasti Telaga Batu (683 M), dan Prasasti Karang Berahi.
Sementara sumber asing diperoleh dari berita-berita dari Cina, India, Arab, Persia, dan Malaysia. Berdasarkan keterangan Prasasti Kota Kapur, Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7 dan pendirinya disebut Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Dari prasasti berangka 686 M tersebut, Sriwijaya diperkirakan telah berhasil menguasai Sumatera bagian selatan, Bangka dan Belitung, dan Lampung.
Sri Jayanasa bahkan mencoba untuk melancarkan ekspedisi militer menyerang Jawa yang dianggap tidak mau berbakti kepada raja Sriwijaya.
Sementara dari Prasasti Kedukan Bukit, diketahui bahwa Dapunta Hyang berasal dari Minanga Tamwan.
Lokasi yang tepat dari Minanga Tamwan masih diperdebatkan.
Diceritakan pula bahwa Dapunta Hyang mengadakan perjalanan dengan memimpin 20.000 tentara dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu.
Dalam perjalanan tersebut, ia berhasil menaklukkan daerah-daerah yang strategis untuk perdagangan sehingga Kerajaan Sriwijaya menjadi berkembang dan makmur.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,daily mail,Tribunmedan,Vietnam 24h.com.vn |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar