Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada Dinsos Pati, Etik Tri Hartanti, mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak keluarga, pemerintah desa, Polsek, dan Koramil terkait permasalahan ini.
Kepada pihak Dinsos, keluarga menyebut bahwa anak laki-laki itu adalah korban dari keluarga broken home.
Karena orangtuanya cerai, bocah laki-laki itu pun dititipkan kepada neneknya.
Menurut pihak Dinsos, tindakan agresif sang bocah itu bisa jadi disebabkan karena kurangnya kasih sayang dari orangtua.
"Saya sudah ke TKP, ketemu keluarga sama si anak sendiri. Ternyata si anak dari keluarga broken home. Orang tuanya sudah cerai," ujar Etik.
"Dia cuma tinggal berdua dengan neneknya. Kurang kasih sayang orang tua, makanya si anak jadi seperti itu," tambahnya.
Ia menambahkan, selain dari kekurangan kasih sayang orang tua, H juga menjadi korban perundungan (bullying) oleh teman-temannya di sekolah.
"Di sekolah pertama dia jadi korban bullying, kemudian minta pindah. Sekarang sudah di sekolah yang baru," ujar Etik.
Menurut Etik, perundungan memang berdampak pada psikologis anak.
Si anak jadi trauma, ketakutan, dan akhirnya mencari pelampiasan pada orang lain, yakni orang terdekatnya, dalam hal ini adalah si nenek yang berinisial S.
Etik menambahkan, setelah videonya viral, H jadi trauma dan pihaknya akan mengupayakan langkah-langkah pendampingan untuk memulihkan kondisi psikisnya.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar