GridPop.ID - Banjir menjadi salah satu bencana alam yang mengerikan.
Dikutip oleh kompas.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, salah satu pemciu banjir adalah curah hujan yang tinggi.
Tingginya curah hujan akan meningkatkan debit dan volume air di daratan. Normalnya, tanah akan dengan mudah menyerap air sehingga tidak terjadi banjir.
Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan tanah tidak bisa menyerap air hujan. Akibatnya, air mengalir terus ke daerah yang lebih rendah dan ke sungai.
Selain itu, tanah resapan adalah salah satu faktor utama terjadinya banjir dan banjir bandang. Namun sayangnya, banyak pihak yang membangun bangunan di daerah resapan.
Ini akan menyebabkan air tidak masuk ke dalam tanah dan mengalir menuju ke sungai.
Masalahnya adalah luas aliran sungai tidak selalu mencukupi untuk menampung air yang seharusnya masuk ke dalam tanah.
Baru-baru ini kisah mengharukan seorang wanita yang terjebak banjir bersama bayinya pun viral.
Perjuangan demi selamat dari banjir dialami oleh seorang wanita bernama Suriyati Abdul Mokhtar.
Suriyati merupakan salah satu korban banjir di Malaysia.
Dilansir oleh tribunnewsmaker.com dari laman Ohbulan, Suriyati hampir saja tenggelam akibat ketinggian air yang terus mengalami kenaikan.
Bahkan ketinggian air sudah mencapai leher orang dewasa.
Banjir tak juga surut, Suriyati mulai mengkhawatirkan keselamatan anaknya yang baru berusia 6 bulan.
Pasalnya, pertolongan belum juga datang mengingat banjir yang melanda cukup besar.
Suriyati pun mencari cara untuk menyelamatkan dan melindungi sang anak.
Ia kemudian mengambil kotak plastik yang ada di rumahnya.
Saat itu air yang masuk melalui celah pintu dan jendela rumah Suriyati semakin banyak.
Ia semakin khawatir dengan keselamatan sang anak.
Suriyati kemudian melihat kotak untuk menyimpan barang tergenang di air.
Ia lantas mengambil kotak tersebut.
Suriyati pun memasukkan sang anak ke dalam kotak plastik yang ia temukan.
"Air masuk perlahan-lahan melalui lubang pintu dan tingkap. Ya Allah, hati berdegup laju. Saya ambil box tu (kotak simpanan barang).
Saya tengok box tu terapung. Lepas tu saya campak benda yang ada dalam box tu dan saya letak anak saya dalam tu dulu," ujar Suriyati seperti yang TribunNewsmaker.com kutip dari Ohbulan.
Perjuangan Suriyati tak berhenti sampai di situ lantaran volume air terus bertambah.
Bahkan aliran air semakin deras hingga naik setinggi leher orang dewasa.
Suriyati harus menahan kotak berisi anaknya tersebut selama 4 jam.
Ia pun semakin cemas melihat banjir yang tak kunjung surut dan bantuan belum juga datang.
Suriyati pun pasrah jika dirinya dan sang anak tak selamat.
Suriyati mencoba mengajak sang anak yang baru berusia 6 bulan untuk berkomunikasi.
Ia meminta anaknya untuk memejamkan mata.
Suriyati mengira ini sudah menjadi takdir mereka kalau memang tak ada yang menyelamatkannya.
Sudah pasrah akan nasibnya, Suriyati pun sempat mengirimkan pesan suara kepada suaminya.
Saat itu suami Suriyati diketahui tengah bekerja di Terengganu.
Suriyati juga menyampaikan permintaan maafnya kepada sang suami lantaran ia sudah pasrah dengan kondisi saat itu.
"Tolong, tolong ya Allah. Air makin tinggi. Ya Allah, tolong selamatkan anak saya je, yang lain saya tak fikir. Minta ampun bang, ampunkan mama. Takde orang selamatkan mama bang," ujar Suriyati.
Tak disangka, kuasa besar Allah SWT masih menghampiri Suriyati.
Dua orang petugas pemadam kebakaran datang untuk menyelamatkan Suriyati dan sang anak.
Suriyati pun tak henti bersyukur masih diberikan kesempatan untuk hidup.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,ohbulan.com,tribunnewsmaker |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar