GridPop.ID - Nenek ini mengungkapkan penderitaan yang dirinya alami selama bertahun-tahun.
Pasalnya, si nenek tak dikaruniai seorang anak meski sudah berusaha bersama suaminya.
Bahkan hingga suaminya meninggal, nenek ini tak bisa menganugerahi suaminya seorang anak.
Sampai akhirnya kebenaran yang buat dokter merinding pun terungkap.
Usut punya usut, nenek ini hidup dengan janin mati dalam rahimnya selama 60 tahun.
Begini kisahnya.
Hal tersebutlah yang dialami oleh Estela Meléndez, sekarang berusia 97 tahun, tinggal di kota kecil La Boca, di komune Navidad, wilayah O'Higgins, Chili yang tidak bisa hamil setelah pernikahannya.
Dilansir oleh GirdPop.ID dari eva.vn pada pemberitaan (24/9/2020), pada tahun 1952, Estela menikah dengan Tuan Manuel González.
Setelah menikah, pasangan itu bekerja sebagai pelaut dan nelayan di kota pesisir La Boca, menjalani kehidupan yang damai.
Ibu Estela dan Pak Manuel sangat mencintai dan menghormati satu sama lain
Meskipun mereka tidak kaya, mereka selalu penuh kasih sayang.
Tetapi sayangnya pasangan itu tidak dapat memiliki anak.
Meskipun telah hidup bersama selama beberapa dekade dan berbagai macam upaya sudah dilakukan, Estela dan Manuel tidak dapat memiliki anak.
Saat itu, obat-obatan dan metode inseminasi buatan tidak berkembang seperti sekarang.
Pasangan itu sangat kecewa, dan akhirnya harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak dapat memiliki anak bersama.
Pada Januari 2015, Bapak Manuel meninggal dunia.
Setelah suaminya meninggal, kesehatan Estela juga memburuk karena usianya yang sudah lanjut.
Wanita tua itu mengalami gangguan pendengaran, dan kiprahnya lambat karena radang sendi.
Hingga April 2015, wanita tua itu jatuh dan dibawa ke rumah sakit oleh kerabatnya untuk mendapatkan perawatan medis.
Para dokter mengambil sinar-X dan menemukan sesuatu di dalam wanita tua itu.
"Dokter mengatakan saya menderita tumor dan mereka perlu mengoperasi saya untuk mengangkatnya," kata Estela.
Namun, ketika melakukan rontgen kedua untuk memastikan lokasi pasti tumor, para dokter terkejut menemukan bahwa itu bukan tumor normal tetapi janin yang membatu.
Menurut para ahli, janin ini telah ada di rahim Estela selama sekitar 60 tahun.
Itu juga yang menjadi alasan sang nenek belum bisa memiliki anak selama bertahun-tahun.
Bagi Bu Estela dan orang-orang yang dicintainya, kabar ini sungguh mengejutkan dan mengejutkan.
Estela mengatakan salah satu penyesalan terbesarnya dalam hidup adalah tidak bisa memiliki anak dengan Manuel.
"Kami sudah sangat menderita karenanya. Bisa dibayangkan, sudah lebih dari 60 tahun," kata Bu Estela pedih.
Sepupu nenek juga berbagi: "Saya bertanya-tanya bagaimana dia mengatasi penderitaan ini mengetahui ada janin mati di dalam dirinya."
Setelah itu, dokter mempertimbangkan apakah akan mengoperasi Estela untuk mengeluarkan janin yang membatu dari rahimnya.
Tetapi dalam kasus ini, operasi pada pasien lanjut usia lebih berbahaya
Jika tidak dilakukan operasi juga tak apa-apa karena dasarnya janin yang membatu ini tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan wanita tua itu.
Estela mengatakan bahwa terkadang hal itu menyebabkan sakit perut tetapi tidak terlalu memengaruhi kesehatan dan aktivitas.
Hanya saja, mengingat janin yang membatu di dalam perut membuat wanita tua itu masih tersiksa dengan mimpinya memiliki anak dan suaminya selama 6 dekade terakhir.
Membatu janin adalah fenomena langka, terjadi ketika janin di perut mati dan secara bertahap mengapur untuk waktu yang lama.
Tingkat kehamilan intra-abdominal adalah sekitar 1/11.000 kehamilan, di mana 1,5-1,8% di antaranya membatu.
Sementara itu, kejadian serupa ternyata juga sempat terjadi di Indonesia.
Dilansir dari laman kompas.com, janin yang telah membatu dan diperkirakan berusia 37 tahun dikeluarkan dari perut seorang nenek berusia 60 tahun di RS Raden Mattaher Jambi, Selasa (7/3/2017).
Paryanto, dokter kandungan yang melaksanakan operasi, mengatakan, fenomena ini sangat jarang ditemukan.
Di Jambi, lanjut dia, belum pernah juga terjadi.
"Waktu dikeluarkan, bayinya sudah membatu. Bayi itu mengalami mumifikasi atau menjadi mumi, karena sudah sangat lama di dalam tubuh," katanya.
Sang ibu yang saat itu berumur 60 tahun ini, lanjut dia, mengaku tak pernah sadar bahwa dirinya sedang mengandung sang bayi.
Keberadaannya baru diketahui setelah sang ibu memeriksakan diri ke dokter.
Saat dicek, barulah diketahui bahwa perempuan asal Kabupaten Tanjungjabung Timur itu tengah mengandung.
Namun, sang janin akhirnya diketahui sudah lama meninggal.
Paryanto menjelaskan, karena janin bayi itu sudah mengeras, operasi segera dilakukan di Kamar Operasi RSUD Raden Mattaher Jambi.
"Peristiwa bayi menjadi mumi adalah momen langka di dunia. Peristiwa ini disebut litopedion atau bayi batu dan ditemukan 300 kasus dalam 400 tahun terakhir," kata Paryanto.
Paryanto menuturkan, tim dokter sudah mencoba untuk membelahnya dengan gergaji, namun belum berhasil karena sangat keras.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID,Eva.vn |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar