Bagaimanapun toleransi adalah hal yang harus dilakukan dalam kehidupan ini.
“Be tolerant, itu aja. Nggak usah bicara soal agama, bertanyalah apa yang kita bisa berikan kepada Republik ini. Jangan kita bertanya apa yang mau kita dapat dari Republik ini,” tegas Lucky.
Setelah berhasil bertahan selama 10 tahun, Lucky berpesan bahwa ini adalah saatnya Angie menghadapi masa depan.
Dilansir dari Grid.ID, dengan mencontohkan filosofi William Shakespeare, Lucky menyebutkan supaya Angie tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain.
“Saya hanya mengandalkan kehidupan saya kepada Tuhan. Oleh karena itu, nggak usah peduli dengan cercaan orang. Nggak perlu pesimis menghadapi sesudahnya,” lanjut Lucky.
Lucky juga menekankan bahwa yang terpenting sekarang adalah menumbuhkan kembali kepercayaan dan integritas publik terhadap Angie.
Walau Angie kini merasa trauma untuk terjun ke dunia politik, Lucky mendorong Angie untuk memulai bisnis start up, apalagi mengingat latar pendidikan Angie di bidang ekonomi.
“Aku nasihati dia sekarang, memang kita harus survive dengan adanya satu income yang pasti. Tapi, itu semua harus dilakukan untuk tujuan yang lebih luhur. Untuk bagaimana kita mengkontribusikan bisnis kita untuk kemaslahatan masyarakat,” pesannya.
Terakhir, Lucky percaya bahwa di balik semua masalah yang dihadapi Angie dan keluarganya, selalu ada hikmah yang bisa diambil.
GridPop.ID (*)
Source | : | Grid.ID,Tribun Timur |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar