GridPop.ID - Kangkung menjadi sayuran favorit bagi banyak orang.
Pasalnya, kangkung bisa dimasak dengan mudah.
Tak hanya itu, kangkung juga mengandung manfaat yang baik untuk kesehatan.
Dilansir dari laman tribunkesehatan.com, mengonsumsi kangkung baik untuk tubuh, termasuk otak dan kulit.
Sayur ini diketahui kaya akan zat besi, vitamin A, vitamin C, air, dan nutrisi lainnya.
Kangkung ternyata juga merupakan makanan yang sempurna untuk pencegahan kanker.
Pasalnya kangkung mengandung 13 jenis antioksidan yang dikenal untuk menghilangkan radikal bebas dari tubuh.
Sayuran ini berperan dalam pencegahan kanker perut, kolorektal, payudara, dan kulit.
Selain itu, kangkung juga bisa dikombinasikan dengan banyak bahan saat ditumis.
Tapi, masih banyak orang salah kala membuat tumis kangkung sendiri di rumah.
Soalnya, banyak yang tak tahu kalau bahan yang dicampurkan ke tumis kangkungnya ternyata berbahaya.
Dikutip dari laman sajiansedap.com, penyebabnya lantaran kini banyak bahan berbahaya yang tersebar di pasaran.
Yuk, kita intip.
1. Terasi Oplosan
Bukan rahasia lagi kalau kangkung dan terasi adalah teman paling klop.
Itu sebabnya, ibu ibu paling senang bikin kangkung terasi di rumah.
Tapi, tahukah kamu kalau terasi bisa jadi berbahaya kalau kita tak tahu asal muasalnya?
Soalnya, belakangan banyak ditemukan terasi oplosan yang berbahaya banget bagi tubuh.
Tahun 2017 lau, Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.
Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel, Selasa (29/8/2017) di UPT Pasar Sungailiat.
Ternyata, terasi tersebut mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B.
Pedagang menambahkan zat pewarna ini supaya tampilan terasi lebih menarik, merah merona dan terlihat segar.
Padahal seperti kita ketahui, Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan.
Nah, terasi dengan pewarna ini sebenarnya mudah kita kenali bedanya.
Di antaranya adalah tekstur terasi tersebut kasar, pewarna merahnya tidak merata, berwarna merah mencolok, dan keras.
"Kalau dari udang kan lembut tidak keras seperti ini. Ini ada sisik-sisik ikan di produk terasinya. Diragukanlah dia menggunakan bahan udang. Produknya juga menggunakan zat pewarna. Kalau aslinya mungkin berwarna hitam, pucat tapi karena ini pakai zat pewarna menjadi merah, warnanya biar menarik," ungkap Suherman kepada bangkapos.com.
Sedangkan produk terasi yang sudah lama tidak terjual tersebut berwarna coklat dimana zat pewarnanya sudah pudar dan terasinya mengeras.
"Keras untuk melempar kaca pecah ini," kata Suherman sambil memegang terasi berhodamin yang sudah lama.
Karena itu, proses pemilihan terasi juga penting Anda lakukan di pasaran, lo.
Terasi yang baik kualitasnya, pasti membuat masakan jadi semakin meningkat cita rasanya.
Terasi yang berkualitas baik adalah terasi yang aromanya segar.
Kalau terasi udang, aroma udangnya juga harus terasa.
Dari sudut penampilan, warnanya terlihat alami, agak kusam dan tidak warna merah cerah.
Warna terasi yang terlalu cerah bisa merupakan tanda bahwa warnanya tidak alami.
Warna masakan pun terkadang menjadi tidak cerah atau kusam karena pemakaian terasi yang tidak baik.
Pertimbangan lain dalam memilih terasi, terasi harus kering, tidak basah.
Terasi yang basah akan mudah tercemar jamur dan aman untuk dimakan.
2. Cumi dan Ikan Asin
Banyak juga ibu-ibu yang suka menumis kangkung bersama ikan atau cumi asin, lo.
Rasanya tentu saja jadi lebih enak karena aroma dan rasa ikan asin yang terkenal menggiurkan.
Namun dibalik kelezatannya saat disajikan di meja makan, alangkah baiknya kembali cek ikan asin dirumah.
Pasalnya dibalik kesehatannya, ada ikan asin yang telah dicampur formalin agar tahan lama.
Berikut ciri-ciri ikan asin berformalin yang wajib Anda waspadai.
1. Tak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar.
2. Tak dihinggapi lalat
3. Warnanya bersih cerah, namun tidak berbau khas ikan asin/ebi kering.
Selain itu ada ciri-ciri lain yang harus Anda perhatikan pada ikan asin di rumah.
Perhatikan kualitas ikan asin tersebut, apakah masih segar, atau malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan.
Bila berbau apek atau tengik pertanda makanan itu sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
GridPop.ID (*)
Source | : | tribunkesehatan,sajiansedap |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar