GridPop.ID - Bulan puasa Ramadhan 2022 sudah di depan mata.
Meski begitu, hingga kini masih santer dibahas soal mitos bahwa minum air hangat saat berbuka dan sahur dapat membuat tubuh jadi langsing.
Namun apakah hal tersebut benar adanya?
Segala macam cara memang tak jarang akan dilakukan seseorang demi mencapai berat badan ideal.
Selain mengantur pola makan yang ideal, menjaga nutrisi dan gizi yang terkandung di dalam makanan juga tak lupa untuk diperhatikan.
Tapi, beredar luas sebuah informasi yang menyebut bahwa minum air hangat ketika sahur dan berbuka puasa bisa menurunkan berat badan.
Dilansir dari Tribun Ramadan, ahli gizi Anjas Kusmarani, S. Tr. Gz menanggapi isu tersebut.
Ternyata air hangat atau air dingin sama sekali tak memengaruhi berat badan seseorang.
Selain itu juga tidak dapat membakar kalori.
Kendati demikian, memang dianjurkan untuk meminum segelas air sebelum makan.
Tujuannya yaitu agar mengandalikan nafsu makan yang berlebih.
"Kalau diminum sebelum makan dapat mengurangi nafsu makan sehingga makan menjadi tidak terlalu banyak.
Kalau dilakukan dalam jangka waktu lama, dapat menurunkan berat badan," katanya dalam live streaming, Rabu, (21/4/2021).
Lebih lanjutm ia menyinggung soal pemilihan menu berbuka puasa sesuai anjuran Rasulullah SAW.
Yaitu dengan meminum air putih dan kemudian dilanjutkan dengan makan tiga butir kurma.
Jika ingin minum teh manis hangat, maka perhatikan porsi gulanya.
"Kalau teh hangat 1 gelas 250 ml hanya ditambahkan 1 sendok makan saja.
Karena dapat menaikkan kadar gula namun bisa segera menurunkankan kadar gula tersebut.
Sehingga tubuh menjadi lemas dan berakhir pada menurunnya imunitas tubuh kita," katanya lagi.
Sementara itu dilansir dari Kompas Health, selama berpuasa konsumsi air putih wajib diperhatikan.
Dokter Ahli Gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum, mengatakan, patokan minum air putih sebenarnya tidak harus didasarkan pada aturan 8 gelas sehari.
“Sebab 8 gelas pun tergantung orangnya. Cewek berbadan mungil, beda dong sama cowok berbadan tinggi kekar (kebutuhannya)” ujar Tan dihubungi Kompas.com, Jumat (16/4/2021).
Menurut sang dokter, dalam mengonsumsi air putih 8 gelas sehari juga harus mempertimbangkan kondisi kesehatan masing-masing.
Contohnya yakni pada orang dengan gangguan ginjal.
Orang tersebut harus berhati-hati dalam mengatur konsumsi air putih sesuai dengan rekomendasi dokter.
Dalam memenuhi kebutuhan air putih, dokter Tan memiliki patokan yakni dengan melihat warna air ketika buang air kecil.
“Saya sih patokannya lebih mudah, minum sampai pipis jernih atau kuning muda,” ujar Tan.
Jika air kencing seseorang warnanya makin jernih, maka menandakan bahwa tubuhnya telah terhidrasi dengan baik.
Bagitu pula sebaliknya, apabila air kencing berwarna pekat maka mengindikasikan jika seseorang kekurangan cairan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas Health,Tribun Ramadan |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar