GridPop.ID - Setiap daerah di Tanah Air memiliki tradisi Ramadan yang berbeda.
Terkait kuliner Ramadan 2022, di Kota Semarang ada salah satu menu Ramadan yang sudah berusia 80 tahun dan masih lestari hingga saat ini.
Kuliner Ramadan dimaksud adalah bubur India dari Masjid Jami Pekojan Semarang.
Melansir Tribun Ramadan, bubur India ini sudah ada sejak 80 tahun silam.
Bubur India ini dipopulerkan oleh Syekh Latief yang datang ke Semarang sebagai seorang mubaligh (pendakwa agama Islam).
Syekh dari dari Gujarat India tersebut tinggal di Masjid Pekojan dan menikah dengan penduduk pribumi.
"Setelah menikah dengan kaum pribumi membuat bubur untuk buka puasa," tutur sesepuh Masjid Jami Pekojan, Anas Salim Harun
Ia menjelaskan awalnya bubur India hanya diproduksi hanya untuk 20 hingga 30 porsi.
"Syekh dari Gujarat tersebut datang membuat bubur sejak 80 tahun yang lalu," tuturnya.
Anas menyebutkan ciri khas bubur India berwarna kekuningan. Penikmat bubur tidak hanya dari jamaah Masjid Pekojan.
Namun permintaan terhadap bubur tersebut kian meningkat seiring waktu.
"Penikmat dari luar kota juga. Sekarang tidak hanya bubur saja yang disajikan. Ada kurma, air zam zam da buah semangka," tuturnya.
Selain bubur India, tradisi menarik lainnya dari Kota Semarang adalah dugderan.
Diberitakan Kompas.com, dugderan merupakan tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadan di Kota Semarang.
Setelah dua tahun diselenggarakan secara sederhana, dugderan di Kota Semarang kembali menyapa masyarakat.
Sorak sorai anak-anak hingga orang dewasa memenuhi halaman Aloon Aloon Masjid Agung Semarang siang hingga sore, Kamis (31/3/2022).
Meski tidak ada arak-arakan dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman), ratusan masyarakat tampak antusias mengikuti serangkaian acara dugderan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dugderan kali ini juga digelar di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Ada banyak pertunjukan seni yang ditampilkan dalam dugderan kali ini
Sepasang ondel-ondel menari meliak-liuk, penari berpakaian hitam-hitam beraksi membentuk lingkaran.
Bunyi gamelan terdengar nyaring di segala penjuru, sembari barongan menari-nari menunjukkan aksi.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Ramadan |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar