Berikutnya, ia mengikuti pendidikan di Brimob Watukosek tahun 2019. Lulus dari Watukosek, Richard sempat akan masuk ke Korps Kepolisian Air dan Udara (Polairud).
Dia menimbang latar belakangnya sebagai pemanjat tebing dan pemandu wisata akan cocok dengan tugasnya di Korps Polairud.
Namun, karena nilai Richard paling tinggi, ia akhirnya masuk ke Korps Brimob.
Richard pernah bertugas dalam Operasi Tinombala Poso pada Maret-Oktober 2020 sebagai navigasi darat, Penugasan Pengamanan Papua Barat di Manokwari pada Desember 2020 sebagai tim keamanan, dan Penugasan SAR Evakuasi Sriwijaya Air SJ 182 pada Januari 2021 sebagai tim Disaster Victim Identification.
Selaini itu, sifat asli Bharada E juga dikuliti.
Ternyata, Richard adalah seorang yang taat beribadah. Ia pernah menjadi gitaris pada anggota musik Resimen 1 pelayanan di gereja.
Pada Agustus-November 2021, Richard mengikuti seleksi pelatih vertical rescue dan lulus. Menurut pamannya, ia memang aktif di banyak kegiatan pelatihan.
"Ada latihan menembak, bela diri, dan lain-lain," kata Roycke.
Sampai akhirnya pada November 2021, Richard dipilih untuk mengikuti seleksi sopir merangkap ajudan untuk Kepala Divisi Propam Polri yang saat itu dijabat Irjen Ferdy Sambo. Ia lolos dan mulai bertugas bulan itu juga.
Tak berbeda dengan Brigadir J, Richard bercerita kepada keluarganya bahwa pimpinannya adalah orang baik yang memiliki keluarga yang baik.
"Pernah diceritakan oleh Ichad (sapaan karib Bharada E), Pak Ferdy Sambo dan istri itu baik ke semuanya, termasuk ajudan. Ichad selalu bilang, dia diperlakukan sama dengan yang lain," cerita Roycke.
Sama sekali tak ada hal buruk yang diceritakan Richard soal Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi.
Sampai kemudian keluarga besar dibuat kaget oleh terseretnya Richard di kasus penembakan Brigadir J.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridHot.ID,Fotokita.grid.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar