GridPop.ID - Tips hidup sehat berikut ini wajib diperhatikan.
Pasalnya ini menyangkut tentang kesehatan, sehingga tips hidup berikut ini bisa kalian praktekkan.
Langsung saja ini dia tips hidup sehat dengan mengurangi makan roti tawar digabung dengan 2 bahan ini.
Roti tawar memang kerap dijadikan pilihan untuk sarapan.
Namun, jangan sembarangan menggabungkan roti tawar dengan bahan ini.
Efeknya ngeri jika masih ngeyel!
Meskipun rasanya nikmat tapi ternyata menyimpan efek buruk untuk kesehatan.
Dilansir dari laman suar.id, berikut 2 bahan yang sebaiknya tak dimakan bersama dengan roti tawar:
1. Mentega
Mentega terkenal memiliki banyak lemak jenuh yang bisa sangat berbahaya bagi tubuh.
Pasalnya, mentega adalah makanan yang terbuat dari lemak hewan yang mengandung lemak jenuh.
Konsumsi mentega berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam tubuh, sehingga memperbesar risiko penyakit diabetes, stroke, dan serangan jantung.
Sebabnya, mentega berpotensi meningkatkan kadar kolesterol, karena kandungan lemak jenuh di dalamnya.
Pada suhu ruangan, lemak jenuh berbentuk padat, karenanya kerap disebut sebagai lemak padat.
Disarankan agar kita menggantinya dengan makanan yang lebih sehat, yaitu buah-buahan, sayur-sayuran, dan karbohidrat yang berkualitas tinggi seperti sereal utuh (whole grain).
2. Susu Kental Manis dan Gula Pasir
Banyak orang suka makan roti tawar dengan memadukan dua buah topping yaitu susu kental manis dan gula pasir.
Perpaduan keduanya menghasilkan rasa roti yang memang enak banget, manis dan creamy.
Namun, perpaduan keduanya ternyata bisa datangkan malapetaka.
Pasalanya, susu kental manis pada dasarnya sudah sangat tinggi gula.
BPOM pada tahun 2018 lalu pernah buka suara terkait tingginya kandungan gula dalam kental manis yang bisa menimbukan bahaya.
Terungkap bahwa kandungan susu di dalam susu kental manis (SKM) lebih sedikit dibandingkan kandungan gulanya.
Hal ini diungkap oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito bahwa SKM mengandung susu yang dipekatkan sebelum ditambahkan gula yang menjadikannya manis.
"Air (susu)-nya dikeluarkan, di-evaporate, di-condense, dikentalkan kemudian ditambah gula.
Jadi lemaknya itu terkonsentrasi terus ditambah gula," kata Penny saat konferensi pers di Kantor BPOM, Senin (9/7/2018).
Kendati demikian, semuanya tentu saja tidak berakibat buruk jika dikonsumsi dalam batas wajar.
Jadi jangan terlalu sering mengkonsumi roti tawar ya guys, agar tak membahayakan kesehatan kalian!
3 Tips Beli Roti Tawar Kualitas Baik
Dilansir dari laman kompas.com, coba simak 3 tips pilih roti tawar berkualitas baik dari koki hotel profesional berikut:
1. Perhatikan masa berlaku
Tanggal kedaluwarsa sangat penting untuk diperhatikan saat ingin membeli bahan makanan, khususnya roti.
Biasanya, tanggal masa berlaku roti tawar terletak pada leher kemasan roti.
Pastikan untuk tidak membeli roti tawar yang sudah hampirkedaluwarsa.
Jika memungkinkan, pilihlah roti tawar yang memiliki jangka waktu di atas tiga hari sebelum kedaluwarsa.
2. Kulit berwarna golden brown
Roti tawar biasa dibalut pinggiran berwarna coklat.
Menurut Chef Grace Titaheluw Chef de Cuisine Hotel Four Points by Sheraton Makassar, roti tawar yang berkualitas baik akan memiliki pinggiran berwarna lebih dari golden brown.
"Di sini biasanya roti semua udah di packaging-in sih, tapi kalau kita pergi ke luar negeri, biasanya memang toko pastry and bakery itu terbuka semua kan, jadinya kita bisa lihat roti yang mana yang kita pilih," ujar Chef Grace.
3. Roti bertekstur lembut
Roti tawar yang kualitasnya sudah menurun cenderung bertekstur kering pada bagian daging roti.
Roti yang kering umumnya memiliki pori yang lebih besar dari biasanya. Pori-pori besar pada roti disebabkan oleh kurangnya jumlah telur pada adonan.
"Ada memang bahan pelembut dan pengembang, tapi kalau produksi lokal mau beli bahan seperti itu agak mahal ya," kata Chef Grace.
Jadi, pastikan untuk membeli roti tawar yang bertekstur lembut dan tidak kering.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Suar.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar