GridPop.ID - Betrand Peto disayangi bak anak kandung setelah menjadi putra asuh Ruben Onsu dan Sarwendah.
Bahkan, Ruben Onsu dan Sarwendah tak membedakan Betrand Peto dengan anak-anak kandung mereka sendiri.
Ruben Onsu dan Sarwendah tulus menyayangi Betrand Peto.
Ruben pun mengaku bersyukur dan bahagia dengan kehadiran anak-anaknya di hidupnya.
Dikutip oleh sosok.iddari GridHits.ID, saat menjadi bintang tamu dalam acara Obrolan of The Day alias OOTD, Selasa (17/11/2020), Ruben berlinang air mata menitipkan pesan kepada Onyo, sapaan Betrand Peto.
Mulanya, Ruben bercerita mengenai teror yang dialami keluarganya.
Merasa masalah demi masalah singgah di kehidupannya, Ruben mengaku pasrah dengan segala kemungkinan yang terjadi di masa depan.
Saat Deddy Corbuzier sebagai pembawa acara memintanya untuk menyampaikan pesan kepada keluarga, ia menyinggung perihal kematian.
Ruben Onsu meminta putra sulungnya menjaga ibu dan adik-adiknya.
"Untuk Onyo, kita sering berbicara berdua, kita banyak ngobrol berdua."
"Jika suatu saat ayah nggak ada, Onyo udah tahu tugasnya dan hal-hal yang nggak boleh dilakukan," ujar Ruben, dikutip dari tayangan OOTD via GridHits.ID, Kamis (19/11/2020).
Sambil menahan tangis ia melanjutkan kalimatnya.
"Titip Bunda, Thalia, Thania, jaga mereka, cintai mereka seperti ayah mencintai mereka," sambungnya.
"Suatu saat (jika) kalian menonton tayangan ini, terima kasih sudah hadir dalam hidup ayah, cinta, kalian akan selalu ada di pikiran dan hati saya," ungkap Ruben tak lagi membendung tangisnya.
Ini bukanlah kali pertama Ruben Onsu berbicara tentang kematian.
Pada kesempatan sebelumnya, melalui kanal YouTube Ussy Andhika Official, Jumat (8/11/2019), Ruben sempat berbicara tentang usia.
Ruben Onsu mengharapkan diberi kesempatan untuk melihat anak-anaknya tumbuh besar.
Oleh karenanya ia telah menyiapkan segala sesuatu termasuk tabungan untuk masa depan kelurganya sedari sekarang.
"Yang gue takutin itu adalah semoga dikasih umur panjang biar bisa melihat mereka terus sampai gede," ujarnya.
"Makannya gue selalu siapin semuanya," tandasnya.
Sebagai tambahan, Ruben Onsu sendiri sempat mengajutkan publik setelah dirinya mengungkap soal kondisi kesehatannya.
Penyakit yang dideritanya ini diungkap ketika berbicara dengan Irfan Hakim dan Raffi Ahmad dalam tayangan FYP Trans7.
"Aku bilang sorry ya, kenapa gue enggak bisa (di) suhu dingin, karena kalau gue udah kena dingin, gue langsung nge-drop badannya," kata Ruben dikutip oleh kompas.com dari tayangan FYP Trans7 baru-baru ini.
Setelah melakukan pemeriksaan MRI, Ruben akhirnya tahu penyebab tubuhnya mudah menurun dalam suhu dingin.
"Kenapa kayak gitu, jadi kemarin ini aku udah MRI, jadi ada salah satu juga ada bercak-bercak putih di bagian otak dan kedua ada empty sella syndrome," tuturnya.
"Jadi Empty Sella Syndrome itu ada beberapa tingkat, ada yang dia enggak kuat dalam suhu dingin, ada yang penglihatannya makin lama kayak orang pakai contact lense," lanjutnya.
Penjelasan Ruben itu membuat Irfan Hakim yang selama ini memandu acara bersama Ruben akhirnya sadar, alasan Ruben sering meneteskan cairan ke mata karena hal itu.
"Betul. Makanya pasti teman-teman 'kenapa sih enggak pakai apa-apa tetesin mata terus?' Saya pengin temen-temen saya enggak tanya-tanya lagi," ucap Ruben menanggapi ucapan Irfan.
Baca Juga: Tips Hidup: Simak Alternatif untuk Menurunkan Demam pada Anak Selain dengan Obat Sirup Paracetamol
Dikutip oleh sosok.id dari website WebMD, Empty sella syndrome (ESS) termasuk kelainan langka pada struktur di tengkorak yang dikenal sebagai sella tursika yang berfungsi melindungi kelenjar pituitari.
Dalam kondisi ini, kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata. Ketika kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata, itu tidak dapat dilihat pada pemindaian MRI.
Hal ini membuat area kelenjar pituitari tampak seperti "sella kosong" (empty sella).
Kelenjar pituitari adalah kelenjar kecil yang terletak di dekat pangkal tengkorak yang menyimpan beberapa hormon penting dan melepaskannya ke dalam aliran darah sesuai kebutuhan tubuh.
Ada dua tipe empty sella syndrome, seperti dikutip dari John Hopkins Medicine. Primary ESS, di mana kelenjar pituitari rata.
Tipe ini lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami obesitas dan memiliki tekanan darah tinggi. Ini juga telah dikaitkan dengan penumpukan cairan di otak.
Sementara secondary ESS adalah di mana kelenjar pituitari mungkin kecil karena perubahan genetik (mutasi), cedera, terapi radiasi, atau pembedahan.
Para ahli belum tahu pasti apa penyebab primary ESS, tapi untuk secondary ESS mungkin disebabkan oleh trauma, radiasi atau operasi pada bagian kepala.
Gejala yang dialami orang dengan ESS bisa termasuk terasa ada tekanan di dalam tengkorak, pandangan kabur, sakit kepala, tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Cara Hapus Data Pinjaman Online Agar BI Checking Tetap Aman, Nggak Perlu Was-was Lagi deh!
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Sosok.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar