GridPop.ID - Tips hidup dengan skin barrier yang sehat tentu saja menjadi dambaan setiap orang.
Dilansir dari laman kompas.com, skin barrier berfungsi sebagai penghalang atau pelindung kulit yang penting sebab mengatur kadar kehilangan air transepidermal dan melindungi dari iritasi dan infeksi.
Hal itu dikatakan oleh dokter spesialis kulit Lynne Haven, MD.
Untuk memahami apa itu skin barrier, lapisan ini bisa dianalogikan sebagai dinding bata pada kulit manusia.
“Bata adalah sel kulit (keratinosit) dan mortar atau lem yang menyatukan sel-sel kulit terdiri dari ceramide, lipid dan kolesterol,” jelas dokter kulit Dendy Engelman, MD.
“Skin barrier adalah lapisan kulit terluar, dan bertindak sebagai dinding bata kulit, mencegah agresor berbahaya dan membantu mengurangi kehilangan air transepidermal.”
Hal yang Harus Diperhatikan untuk Cegah Kerusakan Skin Barrier
1. Perhatikan sabun pembersih yang digunakan
Lebih baik gunakan sabun pembersih yang gentle, dan bertuliskan "gentle hypoalergenic" pada kemasannya.
Selain itu gunakan sabun pembersih yang tidak mengandung pewangi.
Ketika mencuci wajah atau mandi setelah dibilas masih terasa licin sebenarnya lebih bagus daripada sabun-sabun yang keras.
2. Perhatikan alat yang digunakan untuk membersihkan kulit
Membersihkan kulit menggunakan tangan saja sebenarnya sudah cukup.
Tidak perlu menggunakan spons pencuci wajah atau sikat untuk badan.
Ternyata penggunaan alat pembersih kulit tersebut malah terlalu kasar apabila digunakan setiap hari pada kulit, sehingga tidak disarankan.
3. Gunakan pelembab atau moisturizer
Pelembab sangat penting untuk mengembalikan barrier kulit menjadi normal kembali.
Penggunaan pelembab juga harus rutin setiap hari, tidak boleh berhenti.
dr. Desidera Husadani menyampaikan bahwa langkah tersebut adalah langkah menjaga kesehatan skin barrier wajah maupun tubuh.
Penyebab rusaknya skin barrier dibagi menjadi 2, yakni penyebab dari dalam dan dari luar.
Penyebab dari dalam yang tidak bisa dihindari adalah usia.
Seiring dengan bertambahnya usia, skin barrier akan semakin melemah, kulit juga cenderung semakin kering.
Terdapat penyakit-penyakit genetik atau penyakit bawaan yang sudah dimiliki sejak lahir seperti dermatitis atopik, psioriasis, dan xerosis (bawaan kulit kering).
Sementara faktor risiko dari luar tergolong bermacam-macam dan bisa saja dikarenakan produk sehari-hari yang terlalu iritatif.
Misalnya menggunakan skincare tetapi bahannya tidak tepat.
Pengaruh pekerjaan ternyata juga menjadi faktor risiko, seperti bekerja di tempat penuh debu, bahan-bahan kimia atau sering terkena pajanan sinar matahari bisa menjadi penyebab kerusakan skin barrier. GridPop.ID (*)
Baca Juga: Sempat Dihubungi Ferry Irawan Pasca Berita KDRT, Verrell Bramasta Ungkap Obrolan dengan Ayah Tirinya
Source | : | Kompas.com,Tribunhealth.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar