"Dari hati kecil saya merasa tidak bersalah. Ucapan maaf yang saya sampaikan itu mereka yang tulis," kata Apip.
Sementara itu, Ketua DPD Papdesi Provinsi Bengkulu, Ridwan Agustian tidak menapik sempat terjadi ketegangan saat pertemuan antara Papdesi, Apdesi, dan Apip.
"Hal biasa dalam forum. Namun, kami tegaskan pada peserta untuk tetap mengedepankan objektifitas dan tidak menyerang individu," jelas Ridwan.
Terkait telepon teror yang diterima Apip, Ridwan mengaku tidak tahu bahwa hal itu terjadi.
"Wah, kalau teror kami tidak tahu itu," ujar dia.
Terkait permintaan maaf dari Apip, menurut Ridwan hal itu atas desakan seluruh anggotanya.
Selaku Ketua Papdesi, dia berkewajiban melaksanakan apa yang diinginkan para anggota.
"Permintaan maaf itu atas permintaan para anggota, maka saya sebagai ketua hanya melaksanakan saja," ujar Ridwan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diteror dan Dipaksa Minta Maaf Setelah Kritik Masa Jabatan Kades 9 Tahun"
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Helna Estalansa |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar