GridPop.ID - Puasa ternyata bermanfaat bagi kesehatan mental loh!
Tak terasa ya, puasa Ramadan 2023 sebentar lagi tiba.
Meski pemerintah belum menetapkan awal puasa Ramadan 2023, berbeda dengan PP Muhammadiyah.
Melansir Tribunnews.com, PP Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Ramadan 1444 H jatuh pada hari Kamis (23/3/2023).
Itu berarti puasa Ramadan 2023 kurang 46 hari lagi.
Ya, seluruh umat Muslim bersuka cita menantikan hadirnya bulan puasa.
Eits, sebelum itu perlu diketahui bahwa puasa bermanfaat bagi kesehatan mental.
Kok bisa ya?
Melansir Kompas.com, salah satu psikolog bernama Justin Thomas membiasakan dirinya melakoni puasa, padahal ia bukan seorang muslim.
Dilansir dari The National News, Justin Thomas yang merupakan seorang Profesor Psikologi di Zayed University mengaku telah berpuasa selama dua dekade dan merasakan manfaat puasa bagi kesehatan mental.
Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Mental
Baca Juga: Sambut Ramadan 2023, Inilah Sejuta Manfaat Puasa Menurut Sains, Salah Satunya Tunda Penuaan
Justin Thomas menerangkan, puasa memiliki sederet manfaat yang penting bagi mental seseorang.
Di bawah ini adalah manfaat puasa bagi kesehatan mental yang perlu diketahui:
- Meningkatkan Rasa Bahagia Melalui Perasaan Bersyukur
Ibadah puasa di bulan Ramadan mampu meningkatkan rasa bahagia melalui perasaan bersyukur.
“Manfaat kesehatan bulan suci sangat sesuai dengan Teori Perbandingan Sosial,” ujar Justin.
Teori tersebut menunjukkan bahwa evaluasi diri dibentuk dengan membandingkan diri kita dengan orang lain. Ketika membandingkan diri dengan orang lain, manusia cenderung akan membuat perbandingan “ke atas” atau “ke bawah”.
“Perbandingan ke atas berfokus pada orang-orang yang, misalnya, lebih cerdas, lebih menarik, dan lebih kaya sehingga dapat membuat kita merasa tidak mampu,” imbuh Justin.
Membandingkan diri dengan cara di atas dapat membuat seseorang mudah depresi.
Nah, sebaliknya jika melakukan perbandingan ke bawah maka akan membuat seseorang mudah bersyukur.
“Rasa syukur ini seringkali mengarah pada perilaku pro-sosial, misalnya, memberi amal yang bertujuan untuk meringankan penderitaan orang lain,” kata Justin.
Studi yang diterbitkan oleh Jurnal Neuroscience Cerebral Cortex mengidentifikasi hubungan antara perasaan syukur dan dopamin neurokimia yang dikenal sebagai "hormon kesenangan".
Baca Juga: Ini Manfaat Puasa untuk Anak-anak, Orang Tua Wajib Tahu!
- Mengurangi Stres
Puasa berpengaruh dalam mengurangi perasaan stres.
Hal tersebut disampaikan Psikiater sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Jiwa FKKMK UGM dr Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ.
Biasanya, orang yang berpuasa memiliki jadwal makan teratur sehingga berpengaruh pada pola pikir yang ikut menjadi teratur.
Sejumlah penelitian menunjukkan penurunan konsumsi makanan seperti, karbohidrat, lemak, dan lain-lain dalam jumlah tertentu mampu meningkatkan kemampuan berpikir.
“Yang mengelola emosi adalah kemampuan berpikir,” ujarnya, dikutip dari laman resmi UGM.
Emosi seseorang akan lebih terkontrol dan stres berkurang, jika ia memiliki kemampuan berpikir yang baik.
- Meningkatkan Kemampuan Memori
Puasa selama bulan Ramadhan dapat melatih fungsi mental, terutama dalam meningkatkan kemampuan berpikir, sebagaimana dikutip dari Web MD.
Sebab, saat puasa energi yang biasa digunakan untuk mencerna makanan akan digunakan oleh otak.
Efek tersebut memang tak langsung dirasakan di hari pertama.
Baca Juga: 3 Manfaat Puasa untuk Kesehatan Tubuh yang Perlu Diketahui, Diantaranya Menurunkan Tekanan Darah
Tapi, efeknya akan dirasakan setelah seseorang berpuasa dalam kurun waktu tertentu.
Saat seseorang berpuasa, otak akan mendapat akses aliran darah yang lebih bersih sehingga menghasilkan pikiran yang lebih jernih, memori yang lebih baik, dan mengingkatkan ketajaman indera seseorang.
Menjalani puasa sama halnya melatih kekuatan mental dan kemampuan untuk menolak kepuasan yang bersifat jangka pendek.
Hal ini sesuai dengan makna kata puasa yang berasal dari bahasa Arab, artinya menahan diri.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar