Ketentuan ini ada dalam hadis yang diriwayatkan Muslim.
Ibnu Abbas bertutur, “Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkata “Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani. Rasulullah SAW bersabda, “Kalau begitu, tahun depan insya Allah kita berpuasa tanggal 9 (Muharram)’.”
Keempat Puasa Dzulhijjah. Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan puasa ini di masa hidupnya.
Puasa ini berlangsung pada 10 hari pertama Dzulhijah, yakni tanggal 1-7.
Tercatat dalam hadis riwayat Ahmad dan An Nasa’i, yang berasal dari Hafshah RA, dia menuturkan,
“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu Puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijah, puasa tiga hari tiap bulan dan salat dua rakaat sebelum salat fajar (subuh).”
Kelima Puasa Tarwiyah, yakni pada hari kedelapan bulan Dzulhijah.
Pada sebuah riwayat disebutkan, satu keutamaan puasa ini adalah orang yang melakukannya seperti berpuasa selama satu tahun penuh.
“Barangsiapa berpuasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan, untuk puasa pada hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari Arafah seperti puasa dua tahun.” (HR Ali Al-Muairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan lbnu Abbas).
Keenam memperbanyak puasa di bulan Muharram.
Satu waktu istimewa dalam Islam terdapat dalam hadis riwayat Muslim, Abu Daud, serta Tirmidzi.
Baca Juga: Menjalankan Puasa Ramadhan 2023 tapi Tidak Shalat 5 Waktu, Apakah Puasanya Sah?
Source | : | Banjarmasin Post |
Penulis | : | Helna Estalansa |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar