Orang-orang tersebut adalah:
- Orang-orang yang ada gangguan rohani. Artinya, memiliki masalah dengan pola makan, misalnya makan lalu dimuntahkan, atau takut dengan makanan, dan memiliki gangguan kecemasan.
- Punya penyakit medis, atau minum obat-obatan tertentu secara rutin. Misalnya, diabetes, penyakit hormon seperti gangguan tiroid, hingga, gangguan ginjal atau hati.
- Mereka yang ingin punya anak dan ingin hamil. Sebab meski jarang, ada perempuan yang tidak mengalami menstruasi setelah melakukan intermittent fasting, yang tentu akan mengganggu proses reproduksi.
- Anak-anak di bawah 18 tahun
"Jika kita berisiko mengalami gangguan makan, jangan mencoba diet puasa apa pun," saran Taylor.
"Diet intermiten juga diketahui meningkatkan kemungkinan makan berlebihan pada beberapa orang karena pembatasan tersebut."
Kenali pula efek samping yang mungkin menyertai dari pola makan ini, seperti mudah marah, kekurangan energi, rasa lapar terus-menerus, sensitif akan perubahan suhu, serta performa kerja dan aktivitas yang buruk.
Solusinya, hubungi dokter agar mereka dapat mengecek kondisi kesehatan kita dan menentukan apakah diet intermiten adalah diet yang tepat bagi kita atau tidak.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jatim |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar