GridPop.ID - Antisipasi adanya penyusup, aksi sigap Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ( LPSK) usai pembacaan vonis Bharada E tuai sorotan.
Bahkan, LPSK saat itu tampak kewalahan untuk menahan pagar pembatas di ruang sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023) lalu.
Terbongkar alasan dari kesigapan LPSK usai pembacaan vonis Bharada E.
Dilansir artikel Tribunnews.com, saat pembacaan vonis oleh hakim selesai terlhat petugas dari LPSK langsung bergerak cepat melindungi dan membawa keluar Richard.
Yang cukup menjadi sorotan publik adalah adanya dua petugas perempuan dari LPSK.
Yakni salah tim khusus pengamanan dan pengawalan (Pamwal) LPSK berinisial D dan koordinator Pamwal bernama Ega.
Pamwal D atau dipanggil Mbak D mengungkapkan alasan dirinya dan sejumlah petugas LPSK yang saat itu panik dan sigap melindungi Richard.
Beberapa petugas LPSK saat itu bahkan menahan pagar pembatas antara pengunjung dan kursi terdakwa.
D mengatakan, saat pembacaan vonis hampir selesai, situasi di luar sidang disebut ricuh dan begitu heboh.
Hal inilah, kata D, yang membuat mereka sigap untuk menjaga Bharada E.
"Karena kalau di media mungkin tidak terdengar suara-suara ricuh di belakang tempat duduk pengunjung sidang," ungkap D, dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (19/2/2023).
D mengatakan, banyak wartawan juga mencoba masuk ke ruang sidang secara paksa.
"Wartawan-wartawan itu mulai mendesak masuk," ucapnya.
Ega juga mengatakan, kesigapan LPSK juga mengantisipasi adanya penyusup yang membahayakan keselamatan Richard.
"Itu (penyusup) yang kita antisipasi yang sekian ratusan, atau ribuan yang kemarin ada di lokasi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kita tidak tahu mereka siapa," ungkap Ega.
Pada saat sidang pembacaan vonis Richard selesai, kata Ega, situasi ruang sidang sangat tak terkendali.
Ega menuturkan, ada pendukung Richard yang mendorong paksa pagar pembatas antara pengunjung dan kursi terdakwa.
"Karena ketika Richard diminta hakim untuk berdiri suasana di luar pintu tempat sidang sudah heboh sekali, wartawan semua minta masuk," ungkap Ega.
"Seperti kita ketahui, pendukung Richard ini kan militan sekali, ada juga pendukung Richard itu yang tiba-tiba dorong-dorong pagar (pembatas kursi pengunjung)," kata Ega.
Sementara itu di sisi lain, Belakangan petugas Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) bermasker menjadi perhatian karena wajah aslinya yang ternyata cantik.
Di balik itu, ternyata ada alasan khusus dipilih pengawal wanita yang cantik untuk melidungi Bharada E.
Dilansir artikel Tribun Trends, hal itu disampaikan oleh Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo saat berbincang di kanal YouTube Bambang Widjojanto.
Dikatakan Hasto, sebenarnya pasukan perempuan ini sudah lama dimiliki LPSK, namun tidak pernah terekspose.
Bahkan, sebelum Hasto menjadi Ketua LPSK pun, pasukan perempuan ini sudah ada.
Baru, ketika kini LPSK menangani kasus Bharada E yang diliput banyak media, akhirnya dari hari ke hari, keberadaan pasukan perempuan ini baru dilihat.
Lalu, darimana petugas perempuan ini?
Menurut Hasto, pihaknya memiliki petugas pengamanan dan pengawalan khusus.
"Kami kan ada pamwal dan itu memang tugas mereka. Ada juga pendidikan untuk mereka secara khusus untuk pengamanan. Dan biasanya kami andalkan mereka untuk melindungi," jawab Hasto.
Bambang lalu bertanya iseng, apakah memang syarat menjadi petugas ini harus cantik, Hasto menjawabnya sambol tertawa.
Diakuinya, hal itu lebih pada faktor psikologi.
"Ini main psikologi, kan kalau kita demo dihadapi oleh polwan yang dipasang di depan. Itu ada psikologi masa yang agak sungkan kalau berhadapan dengan polwan. Barangkali itu," katanya.
Terlepas dari itu, lanjut Hasto, banyak juga petugas laki-laki yang melakukan pengawalan terlindung LPSK seperti Bharada E.
"Itu isengnya media saja, lebih menyorot perempuan," kelakar Hasto.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnews.com,Tribun Trends |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar