2. Ajak aktivitas menyenangkan
Diakui Ayi, masa-masa awal seorang anak berlatih puasa Ramadhan merupakan masa penyesuaian tubuh terhadap rasa lapar.
Sehingga, di awal-awal ia mencoba berpuasa, biasanya anak-anak mungkin akan terlihat lemas dan mengantuk.
"Biarkan mereka menghabiskan waktu tidur siang, namun jangan sampai berlebihan. Ajak anak melakukan berbagai aktivitas seperti belajar, mengaji, membaca buku, mewarnai, atau aktivitas yang menyenangkan lainnya," kata Ayi.
3. Buka puasa secara bertahap
Dikarenakan berpuasa bagi anak-anak adalah masa belajar atau berlatih, maka orangtua sebaiknya tidak memaksakan anak untuk berbuka puasa di waktu yang sama dengan Anda.
"Sesuaikanlah waktu berbuka puasa secara bertahap, sesuai dengan kemampuan masing-masing anak," ucap dia.
"Perlu diingat, puasa bagi anak bukan berarti tidak boleh makan selama seharian penuh, tetapi menunda waktu makan siang mereka saja," lanjutnya.
Pada tahap awal latihan berpuasa Ramadhan, jika anak biasanya sarapan sekitar jam 07.00, orangtua bisa menunda sarapan mereka menjadi jam 09.00 atau 10.00 sebagai latihan menahan lapar.
Setelah sarapan yang tertunda, ajak kembali balita Anda untuk melanjutkan puasanya dengan memperbolehkannya makan lagi pada pukul 15.00 dan kemudian dilanjutkan lagi hingga waktu maghrib untuk buka puasa bersama.
Jika anak Anda masih belum mampu bertahan, berikanlah mereka sedikit kelonggaran.
Seiring berjalannya waktu dalam satu bulan, anak biasanya akan memiliki peningkatan ketahanan untuk menahan lapar. Bisa jadi di akhir Ramadhan, mereka mampu tidak sarapan hingga jam 12 siang.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: Benarkan Menyontek Bisa Batalkan Puasa? Begini Penjelasan MUI
Source | : | grid.id,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar