1. Kebocoran ketuban yang tidak terkendali
Saat ketuban pecah, beberapa ibu hamil mungkin merasakan rembesan atau tetesan secara perlahan hingga semburan air tiba tiba dari organ kewanitaan. Jumlah air ketuban yang keluar tergantung pada seberapa besar robekan yang terjadi di vagina.
Dalam banyak kasus, aliran cairan ketuban sering tidak terkontrol. Seorang bumil bisa saja mendapat total 2,5-3 cangkir cairan ketuban.
2. Tidak berbau dan berwarna jernih
Secara umum, cairan ketuban tidak berbau, meskipun beberapa orang mendeteksi bau manis seperti air mani atau klorin. Air ketuban juga berwarna jernih dengan sedikit lendir. Pada beberapa wanita kemungkinan ditemukan sedikit garis-garis darah.
3. Adanya tekanan atau letupan tanpa rasa sakit
Sebagian besar ibu hamil merasakan tekanan saat air ketuban pecah. Beberapa bumil juga mendengar suara letupan sebelum ketuban bocor.
Bumil umumnya tidak merasakan sakit ketika air ketuban pecah. Namun, kontraksi dapat meningkat setelah air ketuban pecah.
4. Bumil merasa ingin buang air kecil
Proses pecahnya air ketuban bisa saja terasa seperti inkontinensia urine atau kondisi saat seseorang sulit menahan buang air kecil hingga mengompol.
Bumil yang belum menyadari bahwa air ketubannya pecah kemungkinan berpikir bahwa ia ingin buru-buru ke toilet namun sebelum sampai di kloset, air sudah mengalir dengan deras.
5. Ketuban tidak lengket atau kental seperti keputihan
Tekstur air ketuban sangat tipis dan cair. Hal itu berbeda dari keputihan yang kental dan memiliki variasi warna, dari bening hingga abu-abu.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,NOVA |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar