GridPop.ID - Air ketuban merupakan cairan yang melapisi atau melindungi janin selama kehamilan.
Air ketuban juga berfungsi dalam mengautr suhu rahim dan membantu perkembangan janin.
Volume air ketuban umumnya meningkat dari bulan ke bulan hingga 1,2 liter saat kandungan berusia 38 minggu.
Tidak menutup kemungkinan bahwa ibu hamil bisa mengalami pecah ketuban dini.
Melansir laman NOVA, pecah ketuban dini terbagi menjadi 2.
Pertama, ketuban pecah dini cukup bulan yang terjadi setelah usia kehamilan 37 minggu.
Kedua, ketuban pecah dini kurang bulan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Pecah ketuban dini, juga dikenal sebagai ruptur membran atau ketuban pecah sebelum waktu persalinan yang diharapkan, dapat memiliki konsekuensi yang serius bagi ibu dan bayi.
Penyebab pecah ketuban dini:
1. Infeksi
Infeksi pada saluran reproduksi atau infeksi saluran kemih dapat menyebabkan peradangan dan merusak ketuban, menyebabkannya pecah sebelum waktunya.
2. Tekanan pada perut
Tekanan yang berlebihan pada perut, misalnya akibat kehamilan ganda, banyak cairan ketuban, atau pertumbuhan janin yang terlalu cepat, dapat menyebabkan ketuban pecah dini.
3. Kerapuhan membran ketuban
Beberapa kondisi medis atau faktor genetik dapat menyebabkan ketuban menjadi lebih rapuh dan rentan pecah sebelum waktunya.
4. Trauma
Cedera fisik pada perut, seperti kecelakaan mobil atau jatuh, dapat menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya.
Penting untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami pecah ketuban dini.
Ciri-ciri air ketuban pecah
Setiap ibu hamil mungkin mengalami momen yang berbeda-beda saat air ketubannya pecah.
Namun ada 5 ciri umum yang menunjukan bahwa air ketuban telah pecah.
Melansir Kompas.com, berikut ringkasan ciri tersebut.
1. Kebocoran ketuban yang tidak terkendali
Saat ketuban pecah, beberapa ibu hamil mungkin merasakan rembesan atau tetesan secara perlahan hingga semburan air tiba tiba dari organ kewanitaan. Jumlah air ketuban yang keluar tergantung pada seberapa besar robekan yang terjadi di vagina.
Dalam banyak kasus, aliran cairan ketuban sering tidak terkontrol. Seorang bumil bisa saja mendapat total 2,5-3 cangkir cairan ketuban.
2. Tidak berbau dan berwarna jernih
Secara umum, cairan ketuban tidak berbau, meskipun beberapa orang mendeteksi bau manis seperti air mani atau klorin. Air ketuban juga berwarna jernih dengan sedikit lendir. Pada beberapa wanita kemungkinan ditemukan sedikit garis-garis darah.
3. Adanya tekanan atau letupan tanpa rasa sakit
Sebagian besar ibu hamil merasakan tekanan saat air ketuban pecah. Beberapa bumil juga mendengar suara letupan sebelum ketuban bocor.
Bumil umumnya tidak merasakan sakit ketika air ketuban pecah. Namun, kontraksi dapat meningkat setelah air ketuban pecah.
4. Bumil merasa ingin buang air kecil
Proses pecahnya air ketuban bisa saja terasa seperti inkontinensia urine atau kondisi saat seseorang sulit menahan buang air kecil hingga mengompol.
Bumil yang belum menyadari bahwa air ketubannya pecah kemungkinan berpikir bahwa ia ingin buru-buru ke toilet namun sebelum sampai di kloset, air sudah mengalir dengan deras.
5. Ketuban tidak lengket atau kental seperti keputihan
Tekstur air ketuban sangat tipis dan cair. Hal itu berbeda dari keputihan yang kental dan memiliki variasi warna, dari bening hingga abu-abu.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,NOVA |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar