GridPop.ID - Inilah 20 quotes Sapardi Djoko Damono yang sederhana akan tetapi penuh dengan makna.
Sosok Sapardi Djoko Damono adalah seorang sastrawan sekaligus penyair Tanah Air.
Melansir Tribunnewswiki.com, Sapardi Djoko Damono dikenal melalui berbagai puisinya yang sederhana tapi penuh makna.
Pria yang dijuluki sajak-sajak SDD ini selain menulis puisi juga menulis cerita pendek.
Diketahui ia telah mendapatkan banyak penghargaan.
Mulai dari anugerah SEA Write Award pada 1986 hingga penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003.
Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya yakni berjudul "Aku Ingin", "Hujan Bulan Juni", "Pada Suatu Hari Nanti", "Akulah si Telaga", dan "Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari".
Nah, berikut ini sederet kata-kata dari Sapardi Djoko Damono yang sederhana tapi penuh makna, dilansir dari Tribun Jogja.
1. Tentu. Kau boleh mengalir di sela-sela butir darahku, keluar masuk dinding-dinding jantungku,menyapa setiap sel tubuhku. Tetapi jangan sekali-kalipura-pura bertanya kapan boleh pergiatau seenaknya melupakanpercintaan ini.
2. Aku ingin mencintaimu dengan sederhanaDengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.
3. Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu.
Baca Juga: 11 Quotes Motivasi dari LE SSERAFIM, Salah Satunya Tak Masalah Buat Kesalahan
4. Tuhan merawat segala yang kita kenal dan juga yang tidak kita kenal dan juga yang tidak akan pernah bisa kita kenal.
5. Sudah lama aku belajar memahamiapa pun yang terdengar di sekitarku,sudah lama belajar menghayatiapa pun yang terlihat di sekelilingku,sudah lama belajar menerimaapa pun yang kauberikantanpa pernah bertanya apa ini apa itu
6. Aku pun tak pernah menjawabmu,bahkan ketika kautanyakan jam berapa saat kematianku,sebab kau toh tak pernah ada tatkala aku sepenuhnya terjaga.
7. Kita tak akan pernah bertemu; Aku dalam dirimu Tiadakah pilihan Kecuali di situ? Kau terpencil dalam diriku.
8. Kalau Kau pun bernama Kesunyian, baiklahtengah hari kita bertemu kembali sehabiskubunuh anak itu.
9. Atau memimpikan semacam suku katayang akan mengantarmu tidur
10. Ada yang berdenyut dalam dirikuMenembus tanah basahDendam yang dihamilkan hujan
11. Tak usah kata membeku, detikmeruncing di ujung Sepi itumenggelincir jatuhwaktu kaututup pintu. Belum teduh dukamu
12. MencintaiMu harus menjadi aku
13. Dan Adam turun di hutan-hutan, mengabur dalam dongengan dan kita tiba-tiba di sini, tengadah ke langit; kosong sepi.
14. Beribu saat dalam kenangansurut perlahankita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh sewaktu detik pun jatuh
15. Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasiademi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
16. Tuhan, aku takut. Tolong tanyakan padanyasiapa gerangan yang telah mengutusnya.
17. Tapi bukankah masih ada langityang tak pernah tertutup pelupuknya,yang menerima segala yang terbersitbahkan dari mulut si tuli dan si buta?
18. Ia meletakkan kenangannyadengan sangat hati-hatidi laci meja dan menguncinya
19. Kita dengar bumi yang tua dalam setiaKasih tanpa suarasewaktu bayang-bayang kita memanjangmengabur batas ruang
20. Barangkali hidup adalah doa yang panjang, dan sunyi adalah minuman keras. ia merasa Tuhan sedang memandangnya dengan curiga; ia pun bergegas.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Jogja,Tribunnewswiki.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar