GridPop.ID - Politisi partai PKB, Edward Tannur akhirnya buka suara soal kasus hukum putranya Gregorious Ronald Tannur (31).
Edward Tannur menyampaikan belasungkawa sekaligus meminta maaf atas perbuatan anaknya.
"Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan penyesalan yang mendalam atas meninggalnya Dini Sera Afrianti," kata Edward Tannur, dikutip dari youTube MetroTV via Tribunnews.com.
Edward sepenuhnya menyerahgkan proses hukum anaknya ke kepolisian.
Edward juga memastikan tidak melakukan intervensi hukum terhadap kasus pidana yang tengah dijalani oleh putranya tersebut.
"Sejak awal tidak ada intervensi hukum dari saya," ujarnya, dikutip dari KompasTV.
Diakui Edward Tannur sudah mendapat teguran dari PKB sejak kasus ini mulai ramai diperbincangkan.
"Waktu itu saya bilang ke partai, saya tipenya bukan orang pengecut. Kalau A saya katakan A."
"Saya tidak mau besok-besok Edward Tannur disebut telah melakukan penipuan atau pembohongan. Saya nggak mau. Apa artinya ini semua kalau nama kita sudah tidak dipercaya orang. Ini soal prinsip," ujarnya.
Baca Juga: Diduga Menghalangi Proses Hukum Dini Sera Afrianti, 3 Polisi Dilaporkan ke Propam
Ia juga menerima keputusan PKB menonaktifkan dirinya sebagai anggota Komoisi IV DPR RI.
"Saya telah menerima keputusan PKB yang telah menonaktifkan sebagai anggota Komisi IV DPR RI," ujarnya.
Sementara itu dikutip dari Tribun Trends, sebelumnya Edward mengaku terkejut atas perbuatan anaknya.
Pasalnya Anggora DPR Fraksi PKNB dari NTT ini menyebut anak sulungnya adalah sosok yang polos.
Menurutnya, sosok GRT merusak anak pertama yang memiliki watak kalem, sopan, menurut, dan selalu mengayomi kedua orangtua.
"Itu yang buat saya kaget. Anak pertama saya. Anak itu kalem sekali sopan sekali.
Selalu melayani orangtua," ujar Edward Tannur kepada awak media di sebuah balai pertemuan kawasan Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, pada Selasa (10/10/2023) sore.
Mengetahui pertama kali kasus sang anak pada pekan lalu, Edward Tannur hanya geleng-geleng kepala.
"Tapi kok bisa jadi seperti itu, saya kok kaget. Kenapa ini. Kerasukan setan atau apa ini, sampai terjadi seperti ini. Saya enggak tahu. Saya tidak ada di tempat," jelasnya.
Baca Juga: Diduga Terima Laporan Palsu Tersangka Ronald Tannur, 3 Polisi di Surabaya akan Dilaporkan ke Propam
Apalagi pada hari kejadian tersebut, dirinya sedang tidak berasa di Kota Surabaya.
"Jadi mamanya kontak. Saya kaget dan menyesal. Sakit hati juga. Tapi kemarin sudah terjadi. Ini bukan kehendak kita. Tapi beliau (GRT) sendiri yang menjalankan kegiatan yang sudah terjadi," terangnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnews.com,Tribun Trends |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar