Melihat kondisi tersebut, Tanri Abeng berencana mengganti seluruhnya.
Tanri Abeng kembali ke kantor yang masih menumpang di Bappenas untuk membicarakannya dengan Marzuki Usman dan Ruru.
Mereka mempunyai pandangan yang sama, namun ada usulan untuk tidak mengganti dirutnya.
Hal ini lantaran dirut Garuda Indonesia saat itu adalah mantan ajudan Soeharto yang baru saja ditempatkan di sana.
Konon tidak ada yang bisa menggeser mantan ajudan yang ditugaskan Soeharto di suatu tempat.
Namun situasinya saat itu mengharuskan Tanri Abeng untuk memilih seorang praktisi yang kompeten dan disukai pasar.
Ia memutuskan untuk mengambil risiko tersebut.
Secara terus terang, Tanri Abeng merasa gugup pada pertemuan empat mata ketiga dengan Soeharto, tetapi ini harus cepat.
Tanri Abeng kemudian mengemukakan usulan pembenahan Garuda Indonesia selengkapnya kepada Soeharto.
Seoharto mendengarkan penuturan Tanri Abeng lalu tersenyum.
"Mengapa hanya dirutnya? Diganti seluruh direksi, di situ sudah lama ada mafia," kata Soeharto menjawab rencana Tanri Abeng.
Hari itu juga Soeharto menyetujui penggantian Dirut Garuda Indonesia beserta jajaran direksinya. (*)