Find Us On Social Media :

Ada Dugaan Reynhard Sinaga Miliki Orientasi Seksual Lain, Seksolog Dokter Boyke Sebut Pelaku Bisa Suka ke Laki-laki Sekaligus Tertarik dengan Perempuan: Susah untuk Diubah

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Minggu, 12 Januari 2020 | 16:45 WIB

Reynhard Sinaga.

Reza melihat situasi tersebut sebagai manifestasi inferiority complex yang kemudian disalurkan pelaku lewat tindakan kejahatan untuk memperoleh sensasi superioritas.

Mengutip situs depressionalliance.org via Kompas.com, inferiority complex dari segi definisi mirip dengan kepercayaan diri rendah (low self-esteem).

Baca Juga: Proses Otopsi Almarhumah Lina Hampir Selesai, Ahli Forensik Akhirnya Jelaskan Penyebab Lebam Biru di Tubuh Jenazah, Ternyata...

Namun, dalam konteks konsep teori, inferiority complex seringkali diasosiasikan dengan perspektif psikologi Freud dan peran yang dimainkan oleh pikiran bawah sadar dan tidak sadar.

Sementara dalam konteks karakteristik, baik sadar atau tidak, seseorang dengan kepribadian ini mungkin merasakan patah hati, amarah, dan perasaan kurang dibanding orang lain dan ini tidak terbatas pada hal material saja.

"Perkiraan saya tentang inferiority complex uang dikompensasi untuk mendapat superioritas, itu didukung pula rekaman-rekaman (video) yang dilakukan oleh pelaku," kata Reza kepada Kompas Lifestyle saat dihubungi, Selasa (7/1/2020).

Meskipun dengan alasan meraih kepuasan seksual, kasus Reynhard jelas sudah tergolong tindak kejahatan sehingga harus dijatuhi hukuman.

Baca Juga: Berurai Air Mata, Teddy Kenang Kebiasaan Lina yang Selalu Dilakukan Setiap Hari Jumat: Biasanya Semua Udah Disiapin Istri!

Menurutnya, tidak perlu menyoroti orientasi seksual Reynhard karena siapapun bisa menjadi pelaku maupun korban kejahatan seksual.

Begitu pula jika beberapa pihak menilai perlu ada rehabilitasi, menurut Reza hal itu tidak perlu dilakukan.

"Untuk apa bicara terapi? Hukum saja seberat-beratnya. Andai Inggris mempraktikkan hukuman mati juga lakukan saja," tuturnya.

Sementara itu, melalui sebuah utas di akun Twitternya, spesialis kedokteran jiwa dari Omni Hospital Alam Sutera, dr. Andri, Sp.KJ, FACLP menilai, kasus ini sebaiknya dipandang dari kasus kejahatan yang dilakukan oleh pelaku, alih-alih menyoroti orientasi seksualnya.

Terlebih, faktanya sudah hampir 200 orang menjadi korban pemerkosaan pelaku.

"Dia melakukan itu karena dia orang yang jahat. Kebetulan saja orientasi dia homoseksual. Sama saja, (seperti) ada heteroseksual memperkosa anaknya sendiri, sama-sama jahat," tulis Andri. (*)