Find Us On Social Media :

Tak Bisa Kontrol Hawa Nafsu, Bocah 14 Tahun Kecanduan Video Dewasa hingga Tega Lampiaskan Gairah Bejatnya Cabuli Balita 5 Tahun dengan Iming-iming Ponsel!

By Veronica S, Rabu, 29 Januari 2020 | 20:30 WIB

Ilustrasi pelecehan seksual

Lebih lanjut, Hening mengungkapkan, kecanduan yang menyebabkan terus menerus menonton film dewasa akan berpengaruh pada sistem saraf di otaknya.

Selain itu, terlalu banyak melihat situs film dewasa berdampak buruk terhadap masalah interaksi sosial di masyarakat.

Baca Juga: Tiba-tiba Hilang dari Layar Kaca, Pedangdut Asal Thailand Ini Dirumorkan Ditikung Teman Sendiri hingga Putuskan Pulang ke Kampung Halamannya, Faktanya Sebenarnya Bikin Tercengang!

"Kebanyakan melihat situs film dewasa cenderung menurunkan kreativitas pemikiran, menurunkan keinginan untuk aktivitas di luar ruangan serta berinteraksi dengan lingkungan sosialnya," kata Hening.

Menurut dia, ada dampak buruk bagi anak-anak dan remaja yang sering menonton film dewasa.

"Bila terjadi pada anak-anak dan remaja, akan meningkatkan pelecehan seksual pada anak usia dini," lanjut dia.

"Selain itu, mereka bisa melakukan perbuatan tidak terpuji kepada teman sepermainannya atau malah menimbulkan pemerkosaan di kalangan pelajar atau malah melakukan hubungan seks pranikah. Ini sangat merugikan sekali," papar Hening.

Baca Juga: Seakan Dapat Kesempatan Emas, Mahasiswa Asal Indonesia Ini Ceritakan Nasib Beruntungnya Bisa Pulang ke Ciputat Sebelum Akses Wuhan Ditutup Karena Virus Corona: Crowded Banget!

Jika hal ini terjadi, akan terjadi efek domino terhadap si anak, baik secara psikologis maupun sosial.

Hening mengingatkan, kecanduan menonton film dewasa dapat menimbulkan stres yang berakhir depresi.

"Dan bila terjadi pada orang dewasa, berdampak juga pada sistem saraf otaknya dalam berpikir, meningkatkan rasa malas, cenderung tidak kreatif, dan tidak memiliki semangat hidup," kata Hening.

Selain hal tersebut, disebutkan pula bahwa kecanduan menonton film dewasa dapat membuat seseorang menjadi kecanduan seks. (*)