Find Us On Social Media :

Soekarno Ditodong Pistol Supaya Menandatangani Supersemar, Ajudan Langsung Sigap Ambil Senjata saat Presiden Pertama Terancam Nyawanya

By None, Kamis, 12 Maret 2020 | 11:45 WIB

Presiden RI ke I Soekarno dan Jenderal Soeharto

Sadar akan potensi dirinya terguling, Soekarno kemudian mengemukakan pidato Proklamasi HUT RI 17 Agustus 1966 tentang apa itu Supersemar.

"Dikiranya SP 11 Maret itu suatu transfer of authority, padahal tidak," kata Soekarno dalam pidato berjudul "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah" seperti dikutip dari Kompas.

Baca Juga: Girang Kedatangan Bintang Korea Siwon Choi, Raffi Ahmad Sampai Heboh Siapkan Red Carpet untuk Sambut Sang Idol, Gading: Kita Angkat Jadi Warga Kehormatan Andara ya!

Namun nasi sudah menjadi bubur, Soeharto yang berhasil melaksanakan 'Kudeta Merangkak' ini sudah menggerogoti kekuasaan Soekarno.

Mengutip Kompas, terbitnya Supersemar pun amat kontroversial.

Saat itu 11 Maret 1966, Soekarno sedang memimpin rapat kabinet di Istana Merdeka.

Rapat terasa mencekam lantaran Istana dikepung oleh mahasiswa yang menuntut Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).

Baca Juga: Nekat Siram Irma Darmawangsa Hanya Karena Rebutan Cowok, Pedangdut Ini Nyaris Dilaporkan ke Polisi, Kekasih Irfan Sebaztian: Saya Bukan Perempuan Bodoh!

Semua menteri, kepala lembaga dan sejumlah perwira tinggi angkatan perang diwajibkan hadir untuk mengikuti rapat tersebut.

Mengutip buku Presiden (daripada) Soeharto, rapat sejatinya akan digelar pada pukul 09.00 WIB.