Menurut dia, keterangan kasus pembunuhan itu masih dari tersangka saja. Polisi pun masih mendalami kasus ini untuk memeriksa keterlibatan dari istri pelaku.
“Karena saat kejadian, setelah tersangka melakukan pembunuhan, (Sumar) hanya menyampaikan saja bahwa habis membunuh korban. Dia hanya dilapori suaminya, 'aku mari mateni',” terang dia.
Seharusnya, lanjut Arif, istri yang mengetahui tindak pidana tersebut melaporkan pada polisi. Namun, hal itu tidak dilakukan istri pelaku, karena ketakutan.
“Namanya orang awam, orang desa, merasa ketakutan dengan kejadian itu, mereka memilih untuk berdiam,” ucap dia.
Akhirnya, menyembunyikan korban dengan menutupi tubuhnya dengan selimut.
“Seharusnya memang melaporkan, tapi kalau lihat istrinya seperti itu, kelihatannya kondisi kejiwaannya lagi terganggu, kami juga tidak bisa menyalahkan,” papar dia.
Kasus pembunuhan yangterungkap dari bau busuk juga pernah terjadi di Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara.
Melansir dari Tribunnews.com, jasad seorang bocah SMP yang tewas berhasil ditemuka di bawa tumpukan dedaunan seteah dicari beberapa hari.
Adalah Ma'ruf (13) yang bersekolah di SD Negeri Prigi 2 itu ditemukan kebun milik keluarga KR yang telah ditetapkan sebagai tersangka. (*)